Pariwisata Bali membutuhkan pemikir-pemikir dalam menghadapi tantangan kedepan. Karena itu, para General Manager (GM) diharapkan bisa memberikan solusi-solusi baik itu jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. “Para GM ini banyak sekali memiliki pemikiran-pemikiran untuk Bali. Jadi kita bisa menyatukan persepsi dan mindset kita,” ucap Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Bali, Dr. Yoga Iswara. BBA., BBM., MM., CHA beberapa waktu lalu.
Saat ini, jelas Yoga Iswara hotel-hotel di Bali sudah lebih banyak dikomandani GM local atau sekitar 70 persen jika dibandingkan sebelumnya yang kebalikannya. Artinya, dulu itu GM asing mencapai 70 persen, sementara GM lokal 30 persen. Sekarang GM lokal itu sudah 70 persen. “Kami bukan antipati dengan GM asing, tetapi kami ingin memperkuat talenta-talenta Sumber Daya Manusia (SDM) lokal untuk bisa maju, kemudian mengisi posisi-posisi penting di sebuah hotel,” ungkapnya.
Hal tersebut sudah menjadi visi-misi bersama untuk bisa saling mempekuat, memperbedayakan GM lokal, termasuk juga SDM lokal di dunia pariwisata. Pihaknya lebih memusatkan kedalam, yakni memperkuat kompetensi untuk bisa bersaing secara global. “Mudah-mudahan ada aturan-aturannya juga memberikan ruang lebih banyak pada GM-GM lokal ini kesempatan untuk bisa mendapatkan tempat-tempat strategis,” ujarnya berharap.
Yoga Iswara mengatakan, para GM lokal sudah menguasai pasar sangat bagus sekali. Kemudian menguasai standar internasional, sehingga tinggal sekarang masalah kesempatan saja. Karena terkadang, ada properti-properti yang memang sudah menunjuk langsung GM asing. “Jadi kami berharap ketika memang SDM lokal ini tidak mampu, baru mereka menunjuk GM asing. Jadi, berikan kesempatan dulu. Kami pun juga akan mem-push kompetensi kita untuk mencapai harapan-harapan dari pemilik atau management asing tersebut,” sebutnya.
Program unggulan yang akan dibawa IHGMA, adalah to the next level menjadi epicentrum dari pada tourism stakeholder di Bali. “Program utama kita menjadi pusat data, bagaimana kita bisa memberikan data yang terintegrasi terkait dengan yang berhubungan dengan pariwisata, apakah itu kamar, jumlah kunjungan. Hal ini penting, biar bisa menjadi satu integrasi, sehingga ini memudahkan pada member atau pelaku pariwisata untuk memetakkan strategi-strategi mereka kedepan,” paparnya.
Disampingt itu, IHGM ingin menjadi sebuah GM lab, menjadi pusat dari pada proktor, narasumber, kemudian riset yang bisa dilakukan untuk mendukung keberlanjutan atau sustainablelity daripada tourism di Bali. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *