Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST mengapresiasi pendirian Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Amisewaka Desa Les Community Center (DLCC) yang ada di Desa Les, Kecamatan Tejakula. Bukan hanya desain bangunannya yang sangat unik, tetapi sistem pendidikan yang ditawarkan oleh Amisewaka DLCC. Amisewaka DLCC ini, merupakan LPK yang didirikan oleh yayasan sosial Amicorp Community Foundation. LPK ini akan bergerak dalam pelatihan bidang kepariwisataan khususnya food prodaction dan food baverage.
Bupati Putu Agus Suradnyana berharap, keberadaan LPK Amisewaka ini mampu meningkatkan skill generasi muda dan outputnya mampu menciptakan SDM yang berkualitas. Dari dulu ,dirinya berfikir dalam suatu desain yang berbeda di tiap sekolah agar tidak monoton. “Saya lihat desainnya oke, terus ada edukasi lingkungannya, pembangunannya merupakan impian saya, semua sekolah di buleleng bisa di desain seperti ini dan menjalankan edukasi seperti ini,” ungkapnya saat meninjau pembangunan gedung LPK Amisewaka DLCC, Selasa (10/5).
Bapati Agus Suradnyana memberikan masukan kepada LPK Amisewaka agar dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di Desa Les sebagai bahan untuk membuat masakan.
“Jadi farmingnya di direct dalam pemahaman bagaimana cuisinenya western maupun asia tapi dari farming yang ada di desa les. mungkin itu masukan dari saya. Saya yakin, dengan suasana pelatihan yang baik, bangunan yang bagus, dapat menciptakan SDM yang mampu memiliki daya saing di Bali bahkan internasional, sebutnya.
Bupati Suradnyana juga meminta agar tidak memaksakan anak didik untuk menjadi juru masak. Karena menurutnya, kalau tidak ada bakat dalam dunia masak, tidak akan mampu mengikuti.
“Yang datang coba di tes dengan baik, sehingga yang datang memang punya basic, keinginan, bakat untuk memang akan jadi bukan hanya jadi pegawai di bidang food and beverage tapi juga bisa jadi chef yang punya nilai kualitas, utnuk kemajuan pariwisata khususnya cuisine di Bali,” harapnya.
Center Manager Amisewaka DLCC Dewa Made Dede Gemia Dukakis menjelaskan, Tidak ada perbedaan dengan LPK atau LKP lainnya karena menggunakan standar kompetensi kerja nasional indonesia (SKKNI) namun sudah ditingkatkan ke asian-toolbox. “Sesuai dengan surat edaran dari BNSP bahwa asian toolbox akan dijadikan pandu untuk skema sertifikasi anak-anak. saya rasa lembaga kami pun tidak akan jauh berbeda dari lembaga lainnya yang ada di kota,” jelasnya. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *