Kamis, 9 Juni 2022 merupakan momentum yang tepat untuk merayakan kembali kebangkitan pariwisata Bali khususnya Ubud melalui perayaan HUT ke-26 ARMA. Walau perayaan tahun ini dilaksanakan secara sederhana, namun tetap mengedepankan kebersamaan. “Kami menggelar tiga kegiatan utama, serangkaian HUT ini, yakni donor darah, cleaning Blitz dan persembahyangan bersama dibarengi dengan acara potong tumpeng,”kata Ketua Panitia Ketut Kariasa disela-sela acara, Kamis (9/6).
Perayaan HUT ARMA tahun 2022 ini diikuti oleh keluarga besar ARMA Museum & Resort”. ARMA Museum & Resort adalah satu-satunya properti di Bali yamg memiliki museum sebagai salah satu benefit bagi para tamu (single traveller, family atau group) yang stay di resort. “Dengan luas 7,5 hektar, pengunjung bisa bebas menikmati spot-spot unik untuk berswafoto ataupun grupie,” ucap General Managerm, Made Suhartana.
ARMA Museum & Resort” yang berlokasi di jantung Kota Ubud, tepatnya di Jalan Pengosekan Ubud, ARMA sangat mudah ditemukan. ARMA juga menyediakan area parkir yang luas sehingga pengunjung akan merasa nyaman meninggalkan kendaraannya, baik roda dua, roda empat ataupun bus pariwisata. ARMA Museum & Resort memiliki konsep untuk menjaga ciri khas Ubud tetap lestari dengan berbagai aktivitas-aktivitas yang diselenggarakan di museum, seperti kegiatan anak-anak megambel, menari, melukis, culture workshops dan aktivitas budaya lainnya.
Selain itu, hamparan sawah dan aliran sungai di tengah-tengah resort memberi kenikmatan tersendiri bagi para pengunjung yang sedang berada di restoran. Menikmati keindahan kebun ARMA dan museum adalah benefit yang tak ternilai harganya bagi para turis yang datang untuk menginap ataupun berwisata. “Saat ini, kami menyambut gembira kedatangan kem-BALI para turis ke Bali khususnya ke ARMA. Kondisi ini sangat membantu percepatan pertumbuhan ekonomi baik ekonomi lokal maupun nasional,” ucapnya.
Founder ARMA Museum & Resort, Agung Rai menjelaskan, tema HUT ARMA kali ini “Bersama Kita Bisa”, sangat sesuai dengan konsep Banjar ARMA (global society). Adanya kebersamaan, saling merangkul satu sama lain dalam sebuah tim yg utuh, sehingga mampu bertahan melewati masa-masa sulit. Konsep “banjar” yg melekat di Bali sendiri memiliki makna adanya saling menghargai, respect dan ketergantungan satu sama lain. “Hal itulah yg membuat ARMA ke depannya akan kuat dan tetap solid,” sebutnya.
Agung Rai menyebutkan, kenapa di Bali selalu diadakan perayaan-perayaan, karena itu merupakan cerminan dari sebuah integrasi. “Semoga ARMA selalu jaya dan bisa mengabdi kepada budaya demi kemajuan Bali dan dunia,” imbuh Gung Aji Rai. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *