Ayo Kembangkan Produk Lokal di Masa Pandemi

Ayo Kembangkan Produk Lokal di Masa Pandemi

Pengelola usaha wisata di Bali merasa terus di PHP (Pemberi Harapan Palsu) oleh pemerintah. Pragram-program unggulan sebagai upaya membangkitkan parwisata di masa pandemi telah diluncurkan. Program itu belum berjalan, namun harus ada kebijakan lain lagi. Sebut saja program green zone terhadap tiga kawasan wisata (Ubud, Sanur dan Nusa Dua) serta Work From Bali. Program itu akhirnya tak berjalan ketika ada kebijakan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus terlanjut. “Inilah yang kami khawatirkan sedari awal, Bali selau di PHP,” kata Owner 87 Grilled House, Bayu Hendra, Jumat (24/9).

Level PPKM untuk Bali telah turun menjadi level 3 menjadi berita yang cukup melegakan. Tetapi, pelaksanaanya kembali diperpanjang, bahkan dalam waktu lebih lama (21 September – 4 Oktober 2021). Hal itu lumayan memperlambat laju perekonomian khususnya pariwisata. “Apa yang digaungkan selama ini, yaitu Bali Kembali. Itu benar, Bali kembali di perpanjang PPKM. Kami berharap perpanjangan PPKM lecel 3 ini dievaluasi lagi, sehingga tidak terjadi pembatasan yang terlalu lama. Sebab itu yang akan memperburuk pariwisata kedepannya,” ucapnya.

Dalam situasi seperti ini, Bayu Hendra yang juga Ketua Umum Himpunan Bartender Indonesia (HBI) ini mengaku, tak banyak yang bisa dilakukan. Apalagi, saat ini khususnya di pariwisata terkait restauran, bar dan hotel buka sangat tidak efektif, karena pembatasan jam oprasional. Sementara Bali, baik dari sisi masyarakat dan pekerja pariwisata amat sangat patuh dan slalu mengikuti peraturan. Apapun kebijakan dan aturan dari pemerintah pusat dan daerah selalu dilakukan. “Sampai kapan kami bisa bertahan dalam situasi yang belum pasti. Ibarat telur diapit oleh dua batu,” ucapnya.

Untuk itu, Bayu Hendra berharap pemerintah memberikan kebijakan yang baik untuk pelaku paswisata agar bisa bergerak. Selanjutnya, silahkan dikonrol secara berkala sampai benar-benar Bali bisa kembali, seperti sebelumnya. “Kami rasa disinilah pentingnya ada standart procedur Covid di setiap hotel dan restauran. Hal itu, untuk mengantisipasi jika aturan di atas dan di bawah tidak berjalan seirama. Jujur, saat ini kami hanya bertahan dengan memberdayakan market lokal. Kami berharap pemerintah harus berani untuk memaksimalkan produck local, untuk bisa lebih dikembangkan,” ungkapnya.

Dalam situasi sulit saat ini, mestinya bisa menjadi ajang untuk mengembangkan produk lokal. Semuanya harus berbasis lokal. Sebab, hanya dari market lokal itu perputaran roda ekonomi di Bali akan bisa berjalan. Walaupun, sangat perlahan, namun pada intinya tidak diam diri. Hal ini akan sangat membantu, sebab, masyarakat terutama lingkaran ekonomi yang bertumpu pada sektor pariwisata sudah mulai kehabisan nafas. 87 Grilled House sudah melakukannya. “Setahun pertama pandemi, kami masih sedikit bertahan. Di tahun kedua ini, semua sektor di Bali akan merugi. Terutama yang bergerak di pariwisata. Bahkan disinyalir banyak restauran, cafe, hotel yang dijual. Ini artinya kita akan menjadi tamu di negara atau pulau kita sendir,” pungkasnya. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us