“Balada Si Roy” Ajak Anak Muda Jaga Lingkungan Bali sebagai Destinasi Wisata Dunia

“Balada Si Roy”  Ajak Anak Muda Jaga Lingkungan Bali sebagai Destinasi Wisata Dunia

Bali sebagai tujuan wisata internasional mesti tetap terjaga lingkungannya. Wawasan anak-anak muda Bali harus terbuka, sehingga industri pariwisatanya bisa menyeseuaikan jaman dan selalu relevan. Namun, jangan meninggalkan kearipan lokal dan karakter Bali. Anak-anak yang mencintai daerahnya, mereka akan membuat daerahnya menjadi lebih baik. Kalau ada upaya-upaya yang tidak pas, mereka akan kritik. Anak muda mesti menjaga lingkungan agar lebih baik, karena anak muda itu tidak mempunyai kepentingan sendiri. Inginnya asyik, maju daerahnya

Itulah yang diharapkan Fajar Nugros, sutradara film Balada Si Roy saat karya filmnya yang ke 20 ini diputar di Park 23 dalam ajang Balimakarya Film Festival, Selasa (18/10) malam. Walau di tengah melakuka promo film yang lain, Fjar Nugros meluangkan waktu untuk datang ke Bali menyaksikan langsung respon anak-anak muda Bali terhadap karya yang syutingnya dilakukan di daerah Pantai Kalianda, Sumatera Selatan itu. “Saya apresiasi Balimakarya, karena Balada Si Roy bisa masuk dan diputar,” paparnya usai pemutaran film tersebut.

Balada Si Roy ini mengisahkan anak muda yang harus berani berjuang untuk lingkuangnnya harus lebih baik. Kalau ada yang tidak baik, maka ia harus bersuara, harus bengkit berjuang agar tatanannya lebih baik, dan anak muda Bali da daerah lain harus berani bersuara. “Ketika Balada Si Roy tayang di Bali, saya meluangkan waktu untuk melihat reaksi teman-teman di Bali. Anak muda di Bali ternyata merespon sangat baik. Selesai menonton mereka menjadi lebih semangat, sehingga ada harapan saya bisa tercapai,” ucap pria asal Yogyakarta ini.

Fajar Nugros menerangkan, Balada sir oy ini kisah yang sentimental. Novelnya sangat lama tahun 87-an, dan akhirnya bisa ditayarangkan untuk public yang ke dua, setelah sebelumnya tayang di festival Jakarta Film Week Jakarta. Itu juga menjadi tantangan terbesar, novel populer jaman dulu, tetapi bisa dilakukan anak-anak di jaman sekarang. “Setelah berhasil menemukan kuncinya, yaitu anak muda dulu dan jaman sekarang memiliki sifat sama yang selalu ingin memberontak, ingin berbuat sesuatu untuk lingkungan. Cerminannya itu tetap sama, bahwa Roy jaman dulu dan relepan dengan era sekarang,” paparnya.

Tantangan yang lain, adalah mencari alat-alatnya yang sesuai dengan di tahun 87-an, seperti mencari makeup, alat-alat, gestur dan gaya bicara agar sama seperti di tahun 80-an, disamping tantangan pandemic. Menghidupkan novel tahun 87 yang harus tetap relepan di era sekarang, “Melalui karya film Balada Si Roy ini, saya berharap anak muda harus peduli dengan lingkungannnya, tak boleh cuek, dan anak muda mesti berjuang untuk lingkungannya. Dengan begitu tatanan kedepan akan lebih baik dan society lingkungan menjadi lebih baik pula,” tegasnya.

Sementara Abidzar Al Ghifari sebagai pemeran Roy mengaku, Balada Si Roy ini menjadi salah satu pertama yang dia rilis sebagai pemeran utama. Sebelumnya, tak penah menjadi pemain utama, selalu menjadi sporting saja. “Ini tantangan terbesar saya yang selama ini saya alami, karena semua prosesnya baru kenal, ada metode-metode yang harus dipelajari. Menguasai cerita, bukan perkara sekedar menghapal, tetapi mengerti apa yang diingingan sutradara, selain penjiwaan,” ucapnya.

Balada Si Roy, diadaptasi novel dengan judul yang sama karya Heri Hendrayana Harris atau yang lebih dikenal dengan nama Gol A Gong. Balada Si Roy bercerita tentang anak muda bernama Roy yang harus berjuang bersama ibunya pasca-ayahnya meninggal saat mendaki Gunung Kerinci. Dalam film ini, Roy digambarkan sebagai anak muda yang ramah yang memiliki hobi naik gunung serta memelihara anjing bernama Joe.

Setelah ayahnya meninggal, Roy dan ibunya yang sebelumnya tinggal di Bandung harus pindah ke Serang, Banten. Mereka pun mengalami lika-liku kehidupan yang tidak mudah, akan tetapi melalui peristiwa-peristiwa inilah Roy justru lebih semangat menjalani hidup. Di sekolah barunya, Roy mengalami masalah dengan gerombolan siswa yang merasa berkuasa dengan menindas anak-anak lain. Geng itu bernama Borsalino yang dipimpin oleh Dullah.

Penindasan tersebut justru dilawan Roy. Langkahnya mendapat dukungan dari siswa-siswa lain, seperti Andi dan Toni. Mereka pun membentuk geng RAT yang akhirnya membuat perseteruan di sekolah menjadi runcing. Di tengah perseteruan tersebut, romansa pun hadir di kehidupan Roy. Dia jatuh hati pada Ani, perempuan yang dijukuki Dewi Venus dan memiliki kedekatan khusus dengan Dullah. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us