Menarik, Agung dan tetap mempesona. Para pemain tak hanya bergerak dengan acting yang kuat, tetapi juga menari lincah penuh makna. Property yang ada sangat mendukung dari kisah yang diangkat. Itulah yang terkesan pada pertunjukkan Bali Agung Show yang kembali dipentaskan di Bali Safari Marine Park setelah terjeda dua tahun akibat pandemi Covid-19. Keceriaan para penari memancarkan rasa syukur, setelah lama tak tampil diatas panggung megah itu. “Kami sangat senang pertunjukkan ini bisa kembali dipentaskan,” kata Artistic Director Bali Agung Show, Made Sidia, Minggu (1/5).
Pentas seni pertunjukan yang mengangkat dan mengupas akulturasi budaya Bali-Tionghoa itu sudah dilakukan sejak Sabtu, 30 April 2022. Dalam pementasannya ini, alur cerita dikembangkan dengan menyajikan kisah-kisah para penari menghadapi pandemi selama dua tahun ke belakang. Termasuk membagi penari yang ada, namun makna dan keindahan garap tetap berkualitas. “Sebelumnya jumlah penari mencapai 180 orang, namun saat pertunjukan kali ini hanya menggunakan 50 orang personel. Kami antisipasi dengan persiapan yang matang dan sedikit penyusaian karena jumlah personel,” ungkapnya.
Kunjungan wisatawan yang mulai berdatangan ke Bali, termasuk ke Bali Safari ini membuat para penari bisa berkarya kembali. Saat pentas setelah pandemic, jumlah penonton masih terpukau dengan pertunjukan seni yang melibatkan penari anak-anak, perempuan dan laki-laki itu. “Kami merasa bersyukur, Bali Agung sudah mulai bisa dipentaskan kembali. Semoga kunjungan wisatawan terus mengalir ke Bali Safari, dan Bali Agung bisa pentas sesuai jadwal,” harapnya.
Bali Agung Show sebuah teater modern yang menceritakan kisah cinta ikonik Bali, Jaya Pangus dan Kang Cing Wie. Kisah ini mengandung pesan-pesan akulturasi budaya Bali dengan budaya China, yang berasal dari daerah Kintamani. Cerita ini merupakan cerita perbaduan budaya Cina dan Bali, dan sampai saat ini di Bali masih mengenal namanya pis bolong (uang kepeng). “Saya berharap ke depan pertunjukan bisa berjalan full personel, seperti sebelum pandemic,” imbuhnya
General Manager Bali Agung Show, Marcel Driesen mengaku sangat antusias mementaskan garapan kolosal ini. Meski penari yang seharusnya pentas belumlah lengkap, namun kekurangan personel itu tidak berpengaruh dengan kualitas garapan mereka. “Walaupun dengan penari yang belum lengkap kami menyanggupi untuk mementaskan Bali Agung Show kali ini sesuai perminataan. Hampir tidak ada perubahan baik dari cerita, lighting, pesan, dan pertunjukan masih sama hanya pada jumlah personel,” paparnya.
Pria asal Belanda ini memprediksi pariwisata Bali akan tumbuh lebih bagus di bulan Juli dan Agustus. Karena itu, dalam waktu dekat ini pertunjukan Bali Agung Show akan dibuka 2 sampai 3 kali seminggu yaitu pada hari Jumat, Sabtu, Minggu. “Dengan semakin meningkatnya pengunjung yang datang kembali, kami rencakan di bulan Juni atau Juli akan buka setiap hari seperti sebelumnya,” ungkapnya. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *