Bali Kehilangan Sachiko Maeda

Bali Kehilangan Sachiko Maeda


Berita duka datang dari Jepang. Bali kehilangan salah satu pengangum, pecinta, dan ‘’krama tamiunya’’ yang sangat baik. Adalah Sachiko Maeda (87), telah berpulang dengan tenang di kediamannya di Kyoto, Jepang, Senin (27/6) lalu karena usia lanjut. Bersama suami tercinta Isamu Maeda (90), wanita ramah ini sudah tak terhitung lagi bolak balik ke Bali. Bahkan, ketika visa kunjungannya habis, pasangan ini tidak kembali ke negrinya tetapi malah ke Australia atau Sngapura untuk memperbarui visanya agar bisa dating lagi ke Bali. Saking cintanya dengan Pulau Dewata ini.
‘’Beliau meninggal dengan tenang sekitar pukul 6.42 waktu setempat,’’ ujar Penglingsir Pasemetonan Denpasar-Fukuoka, I Gusti Kompyang Pujawan. Banyak kenangan yang terpatri antara dirinya selaku pribadi maupun dalam konteks profesi tour guide. Malahan mulai pertemuan individu berkembang menjadi sebuah persahabatan antarkeluarga yang kental dan akrab.
‘’Saya mengenal keluarga ini sejak 1987-an dan berlanjut semakin intens mulai 1990-an sampai sekarang,’’ kenangnya. Mendiang merupakan sosok yang sangat konsen membantu perjuangan pasmetonan dalam membanguns erta mengembangkan persahabatan antara kedua bangsa. Keluarga Maeda inis angat berkontribusi dalam pengembangan Mataken Gakko, sebuar lembaga pendidikan bahasa Jepang yang memberikan les bahasa secara gratis bagi masyarakat Bali.
‘’Selain mengajar Bahasa epang, beliay juga mengajar kuliner Jepang,’’ jelas Pujawan. Hubunagn kedua keluarga ini sedemikian akrabnya sehingga kedua belah pihak saling membantu. ‘’Saya pernah dibantu secara materi, dibelikan mobil untuk mengantar anak anak ke sekolah,’’ kenang Pujawan. Pasangan yang begitu bersahaja ini juga membantu Pasemetonan ketika diundang pada event Dontaku Festival di Fukuoka beberapa tahun lalu. ‘’Dan secara pribadi juga saya dan keluarga diundang langsung ke Kyoto, ke rumah beliau,’’ lanjutnya. Salah satu kegemaran Sachiko yang selalu diingatnya adalah kegeramannya pergi ke pasar tradisional Bali. ‘’Diantar istri saya, beli macam macam. Sampai sere bengu (terasi) jua dibeli,’’ ujarnya. ‘’Kami sangat kehilangan sosok yang humble, membantu,berkontribusis erta penuh cinta kepada Bali,’’sambungnya.
Sementara itu, Ketua Pasemetonan Denpasar-Fukuora Anak Agung Gede Widiada menyatakan rasa bela sungkawanya yang dalam. ‘’Kami kehilangan tokoh yang sangat membantu, sangat peduli terhadap perkembangan pendidikan di Bali,’’ ujarnya. Selain di bidang pendidikan khususnya bahasa, sosok Sachiko Maeda memang membantu sebagai corong bagaimana Bali tetap di hati para pelancong asal Negerti Matahai Terbit itu. ‘’Belau tetap mengenalkan Bali, terutama pada masa pandemic dengan melaporan segala sesuatu yang sifatnya objektif,’’ kata Widada, tokoh politik asal Puri Peguyangan ini.
‘’Belau sangat banyak membantu keberadaan Pasemetonan. Moral maupun finansial. Kami sangat berduka cita,’’ sambungnya. Dia berharap, setelah pandemic ini berakhir maka kunjungan wisatawan Jepang ke Bali akan normal lagi. Dan semua kegiatan, program kerja baik yang sifatnya G to G, NPO to NPO, atau apapaun itu bisa berjalan normal lagi. (pal)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us