Bali Menuju Zona Hijau. Prokes Ketat harga Mati

Bali Menuju Zona Hijau. Prokes Ketat harga Mati

Di masa pandemic, pengelola hotel dan Daya Tarik Wisata (DTW) tak hanya mengandalkan fasilitas dan pelayanan dalam menarik kunjungan wisatawan, tetapi juga berpromosi lewat penerapan Protokol Kesehatan (Prokes). Meski sudah menawarkan berbagai paket murah meriah, namun tetap jugta dibarengi dengan informasi penerapan prokes di hotel. Bahkan, sertifikat prokes standar (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE) yang telah dikantongi juga menjadi senjata untuk meyakinkan setiap wisatawan untuk datang dan menginap. Lalu, seperti apa penerapan prokes di hotel dan DTW di Bali itu?

Executive Assistant Manager Swiss BelResort Watu Jimbar, Sanur Ida Bagus Gde Cendra Setiawan mengatakan, hotel-hotel yang tetap buka di masa panedemi harus memenuhi banyak hal. Salah satunya menjalani tatanan kehidupan era baru dengan menerapkan prokes sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Penerapan prokes menjadi acuan akan komitment hotel di dalam pelayanannya. Sebut saja mengimplementasi 3M, yakni Memakai masker standar dengan benar, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak. “Ketiga hal tersebut wajib dilakukan dan dipraktekan dengan benar di hotel,” ungkapnya, Minggu (16/5).

Penerapan prokes itu, lanjut Gus Cendra tak hanya kepada para tamu, tetapi juga berlaku bagi staf dan karyawan termasuk partner hotel. Prokes dilakukan mulai dari tamu masuk ke area hotel, petugas security di entrance akan mengecek kendaraan para tamu beserta mengecek suhu tubuhnya mengunakan thermo gun. Hal ini untuk memastikan screening awal saat mereka masuk ke area hotel. “Jika ada tamu yang suhu tubuhnya melebihi standard yaitu 37.5 derajat, maka kami tidak akan mengijinkan tamu memasuki area hotel,” imbuhnya.

Setelah sampai di lobby, petugas Front Office (FO) yang bertugas akan mempersilahkan tamu untuk mencuci tangan di tempat yang sudah sediakan atau mengunakan hand sanitizer. Di area lobby, setiap kursi, sofa, lift tamu juga telah diisikan penanda untuk mengingatkan semua pengujung maupun tamu hotel tetap menjaga jarak aman. Demikian pula di tempat tamu mengantree disediakan garis jarak dengan harapan semua tamu patuh untuk selalu menjaga jarak saat melakukan regitrasi. “Antara tamu dan staff hotel kami buatkan pembatas buat dari bahan acrylic yang berfungsi untuk memberikan batasan atara jarak tamu dan staff. Hal ini juga untuk meyakinkan tamu kami benar-benar menerpakan prokes secara ketat,” tegasnya.

Ketika tamu menurunkan koper atau barang bawaannya, staff hotel akan menyemprotkan cairan disinfectant untuk mensteril setiap barang bawaan tamu. Disetiap area, juga menyediakan hand sanitizer, serta poster-poster pengingat prokes yang ditujukan pada setiap tamu dan pengunjung hotel. Di kamar, disediakan amenities yang selalu berisikan wipes sanitizing tissue/tisu sanitizer, glove/sarung tangan dan juga masker. “Semua ini kami sediakan untuk mengingatkan setiap tamu akan pentingnya penerapan prokes dilingkungan hotel,” imbuhnya.

Pria yang aktif dalam organisasi pariwisata ini mengaku, apa yang sudah diterapkan dalam pelayanan prokes itu, tidak ada tamu yang merasa keberatan dan selalu mentaati aturan yang memang dibuat oleh pemerintah provinsi maupun pusat. “Sanur sudah ditetapkan pemerintah sebagai area zona hijau yang dapat diartikan area yang tingkat penyebaran Covid-19 rendah dan penerapan protokol yang tertib dan disiplin. Kami sebagai pelaku pariwisata yang sangat terdampak sangat berharap semua lapisan masyarakat ikut bersama-sama, dengan sangat sadar mematuhi prokes yang berlaku, dan menjadikan diri sendiri sebagai panutan didalam penerapannya,” sebutnya.

Saat ini, tolok ukur sebuah negara didalam memerangi dan bisa menekan laju penyebaran terlebih bisa membuat zero case penyebaran virus covid-19 jika kedisiplinan dan kekompakan, yang bisa diwujudkan oleh setiap warganya. Hal ini akan berdampak positive, terlebih bisa membangun kepercayaan negara lain untuk bisa saling membuka diri dan memutar kembali sector pariwisata ini,” tambahnya.

Demikian pula penerapan prokes di Prama Sanur Beach Bali. Penerapannya secara konsistensi dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dalam operational hotel setiap harinya, standar prokes berlaku bagi para tamu dan karyawan sebagai upaya memberi rasa aman, demi kesehatan bersama. Penerapan prokes mulai dilakukan dari pos security pintu utama hotel dengan pengecekan suhu tamu dan check kendaraan. “Kami tetap melaksankan himbauan pemerintah melaksanakan 3M dengan menyediakan tempat cuci tangan dan pengecekan suhu kembali dilakukan sebelum memasuki area lobby,” papar General Manager Prama Sanur Beach Bali, Erik Tumbelaka

Proses check in sudah dilengkapi dengan scan barcode untuk mengurangi kontak fisik dan kamar juga telah didisinfectant sebelum tamu check in. Begitu juga dengan di restauran dan fasiltas lainnya sudah disiapkan tempat cuci tangan dan hand sanitizer dengan standar prokes sebagai hotel yang telah disertifikasi CHSE. Selain kesadaran tamu terhadap pentingnya prokes, team hotel di operational selalu me-remind atau memperingati jika ada tamu yang berkunjung tanpa standar prokes. “Sejauh ini tamu yang berkunjung ke hotel telah memenuhi standar kesehatan. Hal ini juga sebagai mendukung program Green Zone di Sanur area,” paparnya.

Penerapan prokes secara ketat juga diterapkan pengelola DTW Monkey Forest Ubud. Tamu yang baru masuk ke kawasan parkir sudah dilakukan pengecekan suhu. Kemudian masuk ke lobby atau kawasan pengunjung wajib mencuci tangan dan membersihkan tangan dengan hand sanitizer, selanjutnya cek suhu yang dilakukan oleh petugas. Antrean tiket juga sudah diisi tanda untuk menjaga jarak. “Monkey Forest merupakan objek wisata alam yang terbuka, sehingga trek bisa kami atur tanpa berdesak desakan. Semua pengunjung harus pake masker, jika ada yang tidak memakai masker maka tidak diperbolehkan masuk. Kami juga sediakan masker untuk dijual,” ucap General Manager, Nyoman Sutarjana.

Menurut Sutarjana, penerapan prokes itu sudah dilakukan semenjak buka kembali dengan menjalankan tatanan kehidupan era baru. Apalagi, saat ini Ubud ditetapkan sebagai wilayah green zone, sehingga Monke Forest sebagai objek wisata di kawasan Ubud mesti mendukungnya. Karena itu, fasilitasnya sangat lengkap, diantaranya tempat cuci tangan tersebar diaraea objek, handsanitizer, signage penerapan prokes, alat pengukur suhu, metal detector, masker, dan klinik. “Monkey Forest Ubud sudah mengantongi Certificate CHSE karena sebelumnya sudah diadakan assesement oleh pemerintah,” tutupnya. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us