Di bulan suci Ramadhan, Bali Timbungan yang dulu bernama Bebek Timbungan menjadi pilihan bagi wisatawan dan masyarakat untuk berbuka puasa. Menjelang berbuka puasa, wisatawan dan masyarakat mengalir datang menikmati menu dengan bumbu khas tradisional Bali. Ada yang memilih tempat makan di dalam ruangan atau pun di luar ruangan dengan nuansa tradisional yang unik. “Ada saja pengunjung, baik wisatawan domestik, mancanegara atau masyaakat lokal yang makan di sini. Biasanya diramaikan pula dengan tamu grup,” kata Sales & Marketing Manager, Ira Kusumadewi, Selasa (19/4).

Bali Timbungan yang beralamat di Jalan Sunset Road No.88, Kecamatam Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali itu menawarkan tempat makan dengan nuansa tradisional Bali. Lokasinya sangat dekat dengan Pantai Kuta, pusat souvenir dan Bandara Ngurah Rai. Menu yang wajib coba, yakni Bebek Timbungan yang mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan masakan lainnya.

Memang, dari puluhan menu yang ditawarkan, Bebek Timbungan menjadi favorit para pengunjung. Bebek Timbungan yang berasal dari suku kata ‘embung’ atau ‘timbung’ yang berarti bambu. Jadi, bebek timbungan adalah bebek yang proses memasaknya menggunakan bambu. Sebelum dimasak, daging bebek ini terlebih dahulu diberi bumbu basa genep atau racikan bumbu utama khas Bali. Proses memasaknya butuh waktu yang lumayan lama lama, sehingga menawarkan citarasa daging bebek yang bener-bener gurih dan empuk, bumbunya meresap kedalam daging ditambah lagi aroma yang khas.

Menu penutup yang paling favorit adalah Pisang Goreng Panas dingin. Pisang goreng ini dibalut dengan gula caramel yang dipanasan hingga meleleh. Lalu pisang goreng tersebut dimasukan kedalam air es yang dingin selama lima detik, untuk mengeraskan tekstur gula karamel yang lembek hingga mengeras. Setelah itu pisang goreng diangkat dan dimakan dengan es krim vanila. Minumannya juga tradisional yang siap menuntaskan dahaga, seperti es klajur, es daluman, es rujak kelapa, es pandan, dan aneka jus buah lainnya. (BTN/bud)