Banyuwedang Hotspring, “Wisata Spiritual” di Buleleng

Banyuwedang Hotspring, “Wisata Spiritual” di Buleleng

Jika sedang berwisata di Kabupaten Buleleng, jangan lupa singgah ke Yeh Panes (Air Panas) Banyuwedang Hotspring. Daya Tarik Wisata (DTW) yang beralamat di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak itu merupakan tempat wisata unik. Wisatawan tak hanya bisa menikmati panorama alam desa yang damai, tetapi mandi di air panas ini bisa menyembuhkan penyakit, utamanya sakit kulit. Lokasinya, sangat strategis, yakni dekat dengan tempat-tempat wisata, antara lain; Pulau Menjangan, Taman Nasional Bali Barat, Gili Putih Sumberkima, Pasir putih Pokmasta (White Sandy Beach, juga dekat dengan hotel-hotel berkelas serta homestay.

Banyuwedang Hotspring memang beda dari DTW sejenis lainnya. DTW ini memiliki sumber air panas alami, bahkan tergolong air panas terpanas dan terbersih yang ada di Bali. Lokasinya yang berada dekat dengan kawasan hutan Mangrove di Bali Utara, sehingga kawasan wisata ini sangat indah dan terasa damai. Di areal hutan mangrove yang indah itu, ada juga beberapa monyet liar yang tampak lucu. “Kalau memiliki nasib baik, wisatawan juga dapat melihat burung jalak Bali liar di kawasan ini,” kata Manager, Komang Sudiasa Artawan, Senin (7/12).

Wisatawan yang berwisata ke Banyuwedang Hotspring, selain mandi dengan air panas alami, DTW yang mulai dikelola secara professional sejak November 2017 sering pula sebagai tempat wisata spiritual. Pasalnya, warga yang berkunjung itu juga melakukan persembahyangan dan melukat. Wisatawan juga sambil menikmati suasana hutan mangrove yang adem. “Warga Bali yang melaksanakan tirtayatra, setelah bersembahyang lalu membuka takilan (bekal berupa nasi atau tipat). Maklum, yang melakukan kunjungan itu warga Hindu Bali berasal dari seluruh daerah di Bali, sehingga mereka berlama-lama menikmati suasana DTW alam ini,” ucapnya.

DTW ini memiliki fasilitas, berupa kolam renang dewasa dan anak anak, gasebo, shower air panas dan shower air dingin, toilet, loker, ruang ganti dan restaurant dengan harga lokal. Untuk bisa sampai di sana, sekarang ini tidak perlu repot-repot menanyakan pada orang-orang, cukup klik google map Banyuwedang Hotspring, sehingga lebih mudah menemukan lokasi DTW air panas ini. Ketika Bali dilanda wabah Covid-19, DTW Banyuwedang Hotspring sempat ditutup selama 4 bulan. “Kami tidak beroperasi karena mengikuti instruksi pemerintah dalam membantu melakukan pencegahan penularan Covid-19,” imbuh Artawan.

Setelah pemerintah membuka pariwisata domestic dengan tatanan kehidupan Bali Era Baru (new normal), Banyuwedang Hotspring juga kembali beroperasi sejak Juli 2020. Pada saat buka, seluruh areal mengikuti Protokol Kesehatan (Prokes), sesuai standar yang diinstruksikan Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng. seperti melakukan kebersihan areal dengan menggunakan disinfectant, menyiapkan tempat mencuci tangan kemudian mewajibkan setiap pengunjung termasuk karyawan untuk mencuci tangan sebelum memasuki DTW. “Kami juga menyiapkan handsanitizer untuk menciptakan suasana hidup bersih. Kami juga selalu mengecek suhu pengunjung dengan menggunakan alat thermo gun. Kami juga mengatur jalan antre di tempat tiket dan lobby, sehingga tidak ada kesempatan berkumpul,” beber pria kalem ini.

Walaupun sudah dibuka, namun jumlah kunjungan wisatawan belum signifikan. Minimnya kunjungan itu, sangat mempengaruhi pendapatan DTW sebagai modal untuk perawatan. “Kami mengalami banyak kerugian dimasa pandemi ini. Selain tidak ada pendapatan, kami juga harus tetap memelihara tempat DTW juga kelangsungan hidup para karyawan. Tingkat kunjungan tentunya sangat berbeda jauh dari sebelum Covid-19, rata rata sekarang kunjungan 50-100 pengunjung per hari. Mereka itu kebanyakan masyarakat lokal. Sementara tamu domestik paling 1 atau 2 orang saja, bahkan tidak ada sama sekali,” paparnya. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us