Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) merupakan acara tahunan yang diadakan dengan tujuan untuk membangun tolak ukur event pariwisata dan destinasi wisata di Indonesia. Dengan dukungan Kementrian Pariwisata Republik Indonesia, BBTF diharapkan dapat meningkatkan bisnis pariwisata melalui promosi secara langsung kepada rekanan travel agent (buyers) yang potensial. “Pariwisata tidak boleh berhenti, untuk itu, kami berharap BBTF tahun 2021 dapat terlaksana tentunya dengan dukungan berbagai pihak termasuk asosiasi pariwisata,” kata Penasehat BBTF, Ketut Ardana dalam acara diskusi yang diadakan Ubud Hotels Association (UHA) di Purana Suite Ubud, Kamis (4/3).
Pelaksanaan BBTF kali ini, tentu akan berbeda dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat ini. Untuk itu system yang akan dilakukan adalah melalui hybrid, proses presentasi antara Seller dan Buyer dilakukan secara offline dan online. Hal itu mengingat situasi pandemi ini. “Target market yang akan disasar lebih mengarah kepada wisatawan nusantara. Namun, para partner international pun setelah dilakukan survey, sebanyak 85% buyers menginginkan acara ini diadakan secara offline karena kerinduan mereka terhadap Bali,” sebutnya.
Selain bertemu partner bisnis mereka, alasan lain juga karena ingin melihat potensi bisnis yang bisa dikembangkan di Bali. “Namun, mengingat regulasi karantina dan pembukaan border di Indonesia dan beberapa negara yang menjadi target market kita tentu saja hal ini sangat sulit untuk dilakukan,” imbuhnya.
Chairman UHA, Gede Paskara Karilo menyambut baik event ini yang tentu akan menjadi sebuah gebrakan yang besar untuk membangkitkan kembali pariwisata Bali dimata Nasional maupun Internasional. “UHA siap untuk memberikan dukungan agar dapat berjalan sesuai dengan harapan bersama,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Komite UHA pun memberikan beberapa pandangan mengingat sebagian besar pengusaha dan praktisi pariwisata sedang dalam kesulitan pendanaan. Maka itu, agar program ini dapat lebih terjangkau, sehingga dapat diikuti oleh lebih banyak hotel lagi. Dengan bnegitu, ajang ini akan dapat memberikan manfaat yang lebih luas. “Disamping itu perlu juga dipertimbangkan pula open border dari beberapa negara asal, dan jika memungkinkan acara ini dapat diundur untuk momentum tersebut,” usulnya.
Karilo menambahkan, setiap aksi nyata meskipun kecil untuk saat ini diharapkan akan memberikan dampak yang dapat dirasakan kedepannya. “Hal itu untuk membangkitkan kembali geliat pariwisata Bali dan ekonomi Indonesia. Seperti hashtag UHA #makeubudliveagain!” tutupnya. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *