Begini Kiat Menjaring Turis India

Begini Kiat Menjaring Turis  India

Sajian Sendratari Ramayana Bali dalam ajang “National Ramayan Mahotsav 2023” di Raigarh India ini sungguh memikat. Duta kesenian dari Yayasan Yasa Putra Sedana Payangan kerjasama dengan GEOKS Singapadu Gianyar ini membawa misi kesenian, tetapi juga sebagai ajang peomosi pariwisata Bali. “Misi Kesenian ini memposisikan kesenian Bali masih menjadi primadona untuk festival tingkat Internasional seperti ini,” kata seniman Made Agus Wardana sebagai pendukung seni tabuh, Sabtu (3/6).

Sajian kesenian Bali ini sebagai cara untuk melakukan diplomasi budaya, mengajak calon wisatawan agar memahami lebih dalam, detail dan karakterisrik adat, norma etika yang ada di Bali. Para seniman Yayasan Yasa Putra Sedana ini menebarkan kesenian, melestarikan, mengharumkan Indonesia di luar negeri. Apalagi di tengah terjadinya pelecehan budaya yang terjadi akhir-akhir ini di Bali yang menyebar ke luar negeri. “Cara ini tentu sebagai upaya jitu untuk memfilter masuknya wisatawan recehan yang merusak image Bali,” imbuhnya.

Made Agus Wardana yang akrab disapa Bli Ciaaattt ini mengatakan, cerita kisah Sendratari Ramayana Bali ini memaknai untuk tetap saling sayang diantara sesama. Menjaga kesetiaan walau maut akan memisahkan. Duta kesenian ini atas undangan Indian Council for Cultural and Relation didukung oleh Konsul General India di Bali. Seniman yang tampil sebanyak 14 orang dipimpin oleh Dewa Putra Diasa, dan sebagai artistik direkturnya adalah Prof. I Wayan Dibia.

Saat tampil tanggal 2 Juni 2023, sendratari ini berhasil menyedot ribuan penonton, berjejal, berhimpitan dalam sebuah tenda besar dengan temperatur gila 40 derajat. Betapa penat, sesak, dan berdebunya lingkungan sekitar pertunjukan di kota Raigarh, 1300 km dari kota New Delhi itu. “Walaupun demikian seniman Bali ini tidak pernah mengeluh, bahkan menampilkan yang terbaik dimana koran cetak, televisi, medsos berlomba lomba mempublikasikan Duta Kesenian Bali ini,” ucapnya.

Publik India terkesima saksikan adegan demi adegan dan secara langsung bisa membandingkan Ramayana versi Bali dengan versi mereka. Tidak itu saja, para penabuh yang memainkam gamelan Gong Kebyar memberi hentakan dramatik, angsel bawak, angsel kado hingga alunan suling sedih yang membawa suasana cerita lebih dramatis. Sebagai informasi para penabuh ini sudah melalang buana ke berbagai negara di dunia dengan pengalaman professional yang dimilikinya. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us