“Berbudi Bawa Leksana”, Rancangan Busana Adat Bali ke Kantor yang Modis dan Berkelanjutan

“Berbudi Bawa Leksana”,  Rancangan Busana Adat Bali ke Kantor yang Modis dan Berkelanjutan

Pada hari-hari tertentu, masyarakat Bali menggunakan busana adat Bali dalam melakukan aktivitasnya. Pemerintah Bali, bahkan sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2018 tentang penggunaan busana adat Bali pada hari-hari yang telah ditentukan. Namun, ada fenomena ketidakpatuhan beberapa masyarakat, dengan alasan tidak nyaman. “Itulah alasan lahirnya “Berbudi Bawa Leksana” sebuah rancangan busana adat ke kantor yang modis, terjangkau, dan berkelanjutan,” kata Dosen Program Studi (Prodi) Desain Mode Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Ni Putu Darmara Pradnya Paramita, belum lama ini.

Paramita menegaskan, fenomena masyarakat khususnya kaum perempuan yang tidak patuh dengan faktor utama penyebab ketidakpatuhan dengan alasan tidak nyaman itu diketahuinya setelah melakukan riset melalui Penelitian dan Penciptaan Seni (P2S). Disamping itu, banyak pelaku industri mode di Bali menyalahgunakan peluang ini dengan menghadirkan busana adat dengan bahan tekstil yang diproduksi di luar Bali dengan harga yang lebih terjangkau. “Fenomena ini tentu dapat merusak siklus produksi pelaku insutri tekstil tradisional di Bali, dan akan mengagalkan upaya pemerintah untuk mendukung perekonomian pelaku industri mode dan tekstil lokal di Bali melalui Pergub Bali No 79 Tahun 2018 tersebut,” paparnya.

Berdasarkan fenomena itu, ia bersama Made Tiartini Mudarahayu, dan Ni Kadek Yuni Diantari, dosen prodi Desain Mode menggagas busana adat ke kantor untuk perempuan bertajuk “Berbudi Bawa Leksana”. Busana ini mengusung konsep modis (fashionable), terjangkau (affordable), berkelanjutan (sustainable) dalam 6 koleksi. “Kami merancang koleksi busana ini menggunakan tekstil tradisional Bali, seperti endek, rang-rang dan wastra bebali produksi penenun asal Desa Ampel dan Desa Tanglad Kecamatan Nusa Penida, Desa Seraya Timur dan Desa Sidemen Kabupaten Karangasem, juga mendapat sentuhan modern pada koleksi busana melalui perpaduan tekstil linen,” paparnya.

Selain 6 koleksi busana Berbudi Bawa Leksana, dalam P2S itu Paramita bersama tim juga menghasilkan luaran lain, diantaranya; Jurnal Nasional terakreditasi Sinta, koleksi busana tercatat dalam Surat Pencatatan Ciptaan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Buku Ajar yang dapat diterapkan dalam perkuliahan pada Program Studi Desain Mode maupun Kriya Tekstil, video pergelaran yang diunggah di youtube, publikasi pada media cetak, serta diseminasi dalam bentuk pergelaran busana yang telah dilaksanakan di Plaza Renon Denpasar.

Paramita mengatakan, saat ini ISI Denpasar mendanai belasan proposal P2S pada tahun ini, sebagai salah satu bentuk skema hibah penelitian yang diselenggarakan melalui Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Pengembangan Pendidikan (LP2MPP). “Nah, Berbudi Bawa Leksana Busana Adat ke Kantor yang Modis, Terjangkau, dan Berkelanjutan ini salah satu proposal P2S pemenang hibah dan didanai oleh DIPA ISI Denpasar Tahun Anggaran 2022,” pungkas Paramita. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us