Rombongan Badan Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan studi tiru ke Kota Denpasar. Rombongan berjumlah 20 orang ini diterima Ketua K3S Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara bersama Wakil Ketua K3S, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP, Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana dan Kepala Dinas (Kadis) Sosial, I Gusti Ayu Laksmi Saraswati di Pusat Layanan Disabilitas Denpasar, Rabu (11/1).

Ketua BK3S Provinsi DIY, Sugiyanto menyampaikan, tujuan datang langsung ke Kota Denpasar untuk melaksanakan study tiru. Hal ini tidak terlepas dari program kerja Dinas Sosial dan K3S Denpasar sangat tepat untuk kita lakukan study tiru di DIY. “Kami datang langsung untuk meningkatkan wawasan tentang program kerja di Dinsos dan KKKS Denpasar,” ujarnya.

Kehadirannya di Kota Denpasar bersama 20 orang yang terdiri dari kepengurusan BK3S DIY. Ia berharap, apa yang diterapkan di Kota Denpasar menjadi bahan untuk mengajukan usulan ke Pemerintah DIY. Dalam diskusi, jajaran BK3S DIY antara lain membahas tentang pendanaan dan dukungan SDM dari pemerintah daerah. “Apa yang diterapkan di Kota Denpasar akan
dijadikan bahan untuk memacu peningkatan program kerja di BK3S DIY,” ucapnya.

Ny. Sagung Antari Jaya Negara mengucapkan terima kasih atas kunjungan dari BK3S Yogyakarta. “Terima kasih telah memilih Kota Denpasar sebagai daerah kunjungan study tiru,” ujarnya.

Program kerja K3S Denpasar hasil sinergitas bersama Dinsos Denpasar. Pertemuan kali ini tepatnya di Gedung Pusat Layanan Disabilitas sebagai Pusat Assesment dan Layanan Intervensi Terpadu Kota Denpasar yang merupakan salah satu area kerja K3S disamping rumah-rumah lain yang telah didirikan Pemkot Denpasar dalam upaya pelayanan bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) salah satunya penyandang disabilitas. Sekretariat K3S sendiri berlokasi di Jl. Sudirman Denpasar di Gedung Wanita Santi Graha.

Dinas Sosial Kota Denpasar, K3S bekerjasama dengan Yayasan Peduli Kemanusiaan (YPK) Bali dan Direct Aid Program (DAP) Konsulat Jenderal Australia di Bali, menyediakan fasilitas pelayanan inovatif berupa Rumah Bantu Dengar (RBD) merupakan program pelayanan kesehatan THT gratis bagi penyandang Disabilitas dan masyarakat tidak mampu.

Rumah Berdaya sebagai ruang nyaman bagi penyandang Skizofrenia melalui berbagai kegiatan seni dan keterampilan sesuai bakat dan kemampuan. Rumah Harapan Disabilitas/Graha Nawasena adalah wahana inspirasi, inovasi dan edukasi guna menggugah semangat wirausaha bagi disabilitas. “Kami berharap dari pertemuan ini nantinya kita bisa sharing program, saling mengisi dan melengkapi dalam upaya memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat. Mudah- mudahan apa yang menjadi tujuan Kunjungan dapat kita penuhi,” ujarnya. (BTN/bud)