Kebijakan pemerintah yang melonggarkan penggunaan masker di luar ruangan disambut positif oleh pelaku patriwisata di Pulau Dewata. Masyarakat kini diperbolehkan tidak mengenakan masker di area terbuka, namun dengan catatan di area tersebut tidak padat orang atau berkerumun. “Pelonggaran kebijakan tersebut merupakan momentum untuk meningkatkan kunjungan wisatawan datang ke Bali,” kata Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesi (HPI) Bali, Nyoman Nuarta, Jumat (20/5).
Kebijakan pemerintah tersebut akan menjadi momen yang sangat baik untuk meningkatkan kunjungan, baik untuk itu kun jungan Wisatawan Domestik (Wisdom) maupun Wisatawan Mancanegara (Wisman). Alapagi diberengi dengan kebijakan pemerintah yang melonggarkan aturan terkait pelaku perjalanan yang tak perlu lagi tes Covid-19 (Tes RT-PCR maupun Tes Antigen) jika telah divaksin lengkap. “Dengan adnya pergerakan wisman ke Bali, dapat meningkatkan denyut pariwisata yang berbasis budaya ini. Jujur, sejak dibukanya penerbangan internasional pada Maret 2022 lalu, anggota HPI telah terserap sebanyak 35 persen dari 6.000 orang guide,” akunya polos.
Sayangnya, lanjut Nuarta, ketika Bali sudah dibuka dengan persyaratan yang sangat memudahkan wisatawan datang ke Bali sampai hari ini, namun kenyataannya masih ada beberapa negara yang internal atau negara yang masih menerapkan karantina bagi penduduknya yang melakukan perjalanan ke luar negeri. Sebut saja, Tiongkok masih melarang warganya keluar karena di internal negaranya Covid-nya masih belum selesai. Demikian pula Korea dan Jepang yang menerapkan jika warganya keluar dari negaranya, saat baliknya harus dikarantina selama 2 mingguan. “Semua biaya karantina itu dibebankan secara pribadi tidak ditanggung negaranya,” ucapnya.
Kebijakan dari negara yang masih menerapkan karantina bagi wargannya yang melakukan perjalanan luar negeri, tentu menyebabkan kedatangan wisman ke Bali sedikit tertahan. Khususnya dari negara-negara yang masih menerapkan kebijikan tersebut. “Walau demikian, saya tetap optimis kedatangan wisman ke Bali akan kian meningkat. Tingal kita saja yang mesti tetap meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga wisatawan asing mau berlama-lama tinggal di Bali,” harapnya.
Menurut Nuarta, Bali sudah sepatutnya dijadikan daerah endemi, bukan lagi pandemi. Kalau sampai Bali bisa dijadikan endemi, dirinya berani memastikan kunjungan wisatawan akan terus meningkat. “Itu artinya, Pemerintah Provinsi Bali sudah mampu menekan penularan Covid-19 dengan baik dan berkelanjutan,” pungkasnya mengapresiasi. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *