Jangan ngomong herbal, kalau belum pernah ke Boreh Sauna. Tempat perawatan wajah dan kesehatan itu betul-betul menawarkan perawatan dengan mempergunakan “boreh” dengan bahan-bahan dari alam, seperti daun, tunas, kulit, batang, akar, buah, getah, maupun umbi-umbian. Semua bahan-bahan dan khasiat warisan leluhur itu dikupas dalam lontar khususnya dalam lontar taru pramana. “Saya mencoba mengungkap rahasia warisan leluhur tersebut untuk terapi dan kesehatan termasuk kecantikan kulit,” kata Owner Sari Herb Komang Pujiarini yang menaungi Boreh Sauna, belum lama ini.
Sedikitnya ada 41 jenis tumbuhan yang disatukan dalam bentuk boreh. Boreh anget yang biasa digunakan para tetua dikreasikan agar tidak terlalu panas di badan, sehingga takaran bahan yang digunakan menjadi kunci racikan borehnya. Menariknya, semua bahan boreh berasal dari Bali karena bahan tersebut merupakan warisan leluhur. Tumbuhan itu, ada yang ditanam sendiri di pekarangan dan di kebun. “Kami juga membeli karena tidak semua jenis tumbuhan untuk bahan baku boreh dapat tumbuh dengan mudah,” ucap Komang Puji.
Tidak hanya boreh, bahan untuk sauna juga menggunakan rempahrempah terutama daun salam dan jahe. Semuanya bermanfaat untuk peredaran darah, detoksifikasi, mengangkat sel kulit mati, menghangatkan badan, dan melancarkan saluran pernafasan. Boreh yang dibalur ke seluruh tubuh, akan mudah diserap ketika pori-pori kulit terbuka akibat dari efek sauna. “Saat buka pertama pada 2021, boreh spa cukup diminati wisatawan lokal dan domestik. Apalagi setelah dibukanya pintu internasional, wisatawan mancanegara pun menyukai treatment asli Bali ini,” imbuhnya.
Wisatawan asing yang sudah merasakan khasiatnya, bisa datang setiap hari hanya untuk sekedar massage atau mengambil paket lengkap. Ketertarikan wisatawan asing terhadap budaya maboreh ini bukan tanpa alasan. Itu karena mereka merasakan manfaat dari boreh dan sauna rempah tumbuh-tumbuhan ini. Bahan baku dan cara pengolahan dilakukan dengan cara tradisional. “Bagi masyarakat Bali, boreh yang dibuat dari racikan rempah-rempah untuk pengobatan, menghangatkan tubuh, serta healing,” tegas Komang Puji.
Beberapa bahan baku ada yang dijemur terlebih dahulu agar tidak berjamur dan dihinggapi serangga, karena hal tersebut terkait dengan higienitas bahan. Bahan yang telah dikeringkan, ditakar sesuai takaran yang ia ciptakan kemudian “diintuk” (ditumbuk) di lesung (batu alam). Hasil tumbukan diasapkan di atas perapian agar kering. Hasil ramuan yang telah kering tersebut “diulig” (digerus) hingga halus dan ditambahkan cairan. Ramuan inilah yang digunakan untuk membaluri tubuh.
Wanita yang telah malang melintang di dunia SPA ini mengatakan, dalam usada Bali, boreh adalah salah satu pengobatan tradisional yang telah dipercayai turun-temurun. Khusus untuk sauna yang ada disini, komponennya berisi campuran lebih dari 30 macam rempah di dalam rebusan sauna itu, sehingga menimbulkan efek yang sangat bagus, bagi tubuh dari dalam maupun di luar tubuh. “Saya juga jual berbagai rempah ke berbagai hotel di Bali. Jadi rempah itu memang sangat dipercaya dari dahulu kala. Bukan saat ini saja,” paparnya.
Pelanggannya lebih banyak repeater guest, disamping wisatawan domestic yang sedang berlibur di Bali. Paketnya, ada yang 2 jam treatment mulai dari dipijat kombinasi balinese message. Kemudian dilanjutkan dengan baluran boreh ke seluruh tubuh kecuali wajah, baru masuk ke dalam sauna. Ada pula sampai 30-40 menit, ada pula yang 15 menit saja sudah cukup, semua tergantung tamunya mau berapa lama. “Untuk karyawan kami ada 15 orang dan sekarang ditempatkan 5 orang per hari. Sebab tamu belum begitu banyak,” pungkasnya. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *