Desa Yehkuning, Kecamatan Jembrana diterjang musibah angin puting bluing pada, Kamis 3 Desember 2020 dinihari. Puting beliung yang disertai hujan terjadi sekitar pukul 02.00 Wita. Musibah itu, selain membuat tumbang beberapa pohon, juga merobohkan sebanyak 28 rumah warga yang ada di Dusun Beratan, Desa Yehkuning.
Bupati I Putu Artha pada saat melakukan pemantauan meminta kepada pemilik rumah agar segera melakukan inventarisasi terhadapat rumah-rumah warga yang rusak. “Saya minta segera melakukan inventarir terhadap rumah-rumah warga yang terkena dampak angin puting beliung. Pendataan ini sangat penting untuk mengetahui secara detil kerusahan yang dialami warga ini. Saya kembali ingatkan mulai dari Perbekel, Camat dan BPBD, sehingga dengan data-data yang kongkret akan dapat memudahkan dalam pengajuan usulan,” harap Bupati Arta, Jumat(4/12).
Bupati Artha, selain melakukan pemantauan terhadap korban angin puting beliung, sebelumnya pada hari yang sama juga sempat mengunjungi 5(lima) warga masyarakat penyandang disabilitas yang ada di desa Batuagung dan kelurahan Sangkaragung kecamatan Jembrana. Di dua tempat itu, Bupati Artha menyerahkan bantuan berupa kursi roda untuk 3 orang yakni, warga yang ada di desa Batuagung sebanyak 2 kursi roda dan 1 buah untuk warga yang ada di kelurahan Sangkaragung.
Sementara 1 orang lagi dibantu berupa walker(alat bantu jalan) yang ada di Dusun Sawe Desa Batuagung dan 1 buah tongkat ketiak kepada warga yang tinggal di lingkungan Sangkaragung. Bupati Artha juga menyerahkan secara simbolis berupa bantuan sembako serta perabotan rumah tangga kepada salah satu warga terdampak , I Wayan Dantra bersama istrinya, Ni Putu Nariasih.
Saat pemantauan yang juga melibatkan para asisten dan beberapa pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta ketua tim Penggerak PKK Kabupaten Jembrana,
Salah seorang warga yang tertimpa busibah, I Wayan Darta mengaku, saat angin puting beliung menerjang rumahnya, pihaknya bersama keluarga sedang dalam tertidur. “Kejadiannya sekitar tengah malam sekitar jam 02.00 wita. Awalnya hujan sedikit. Tidak berselang lama, tiba-tiba suara gemuruh dari arah pantai. Saya kira itu air laut naik atau tsunami,” kenangnya. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *