Jumlah koperasi yang tidak aktif di Kabupaten Klungkung ternyata cukup banyak. Dari catatan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Klungkung, total ada 30 koperasi tidak aktif. Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mendorong agar koperasi mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada. Termasuk menumbuhkan rasa fanatisme anggotanya terhadap koperasi.
“Terus terang, dulu ketika saya jadi manajer koperasi, saya fanatik dengan produk lokal dan mengutamakan ekonomi kerakyatan. Dan konsep ini sekarang sudah diadopsi dengan pemerintah,” ungkap Bupati Suwirta ketika menghadiri acara RAT Koppas Srinadi Klungkung yang digelar di Balai Budaya, Ida I Dewa Agung Istri Kanya, Senin (30/1/2023).
Bupati Suwirta juga menyambut positif perkembangan Koppas Srinadi Klungkung. Apalagi ditengah pandemi Covid-19, Koppas Srinadi masih tetap eksis dan meningkatkan asetnya mencapai Rp 14 Miliar. Namun demikian di era digital dan persaingan ketat sekarang ini para pengurus, karyawan dan anggota koperasi diminta tidak lengah.
“Sekarang ini keberpihakan pemerintah juga memberikan ruang pada koperasi dan UMKM ini tinggi sekali. Hal ini dilihat dari produk-produk UMKM dalam negeri diberikan ruang masuk dan ini merupakan peluang. Jadi belajarlah dari Covid kemarin, pertumbuhan sangat banyak dan tenaga professional yang bisa mengambil peluang ditengah Covid, dan ini menjadi tantangan baru di tengah-tengah UMKM tumbuh dan persaingan ketat,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Klungkung, I Wayan Ardiasa mengakui saat ini ada 30 koperasi yang tidak aktif di Klungkung. Sedangkan 126 koperasi masih aktif dengan bergerak diberbagai bidang usaha.
Koperasi yang yang tidak aktif tersebut disebabkan karena sudah tiga tahun berturut-turut tidak melakukan RAT, tidak bisa menjalankan unit usahanya, dan anggotanya banyak yang mundur.
Ada beberapa masalah juga yang membuat koperasi tidak aktif, seperti akses permodalan yang terbatas, rendahnya daya saing prouktivitas dan pemasaran koperasi, belum optimalnya validasi data koperasi, serta belum optimalnya jaringan kemitraan koperasi.
“Salah satu masalahnya koperasi tidak aktif, juga karena rendahnya kompetensi SDM dan pengelola koperasi,” ungkap Wayan Ardiasa.
Meskipun demikian, menurut Ardiasa jumlah tersebut tidak terlalu signifikan. Di Klungkung masih ada beberapa Koperasi yang juga berkembang pesat. Misalnya saja Koperasi Pasar Srinadi, yang selama bertahun-tahun menjadi koperasi yang terus berkembang di Klungkung. Sampai saat ini, koperasi tersebut menjalankan sembilan bidang unit usaha dan memiliki aset mencapai Rp262 miliar.
Nilai asetnya juga naik Rp14 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan menurut Ketua Koppas Srinadi Klungkung, Drs. Ngakan Made Natha dengan memiliki anggota 12.800 lebih, Koppas juga menyisakan SHU sebesar Rp 1,5 miliar. SHU ini juga naik Rp 110 juta dari tahun 2021 lalu.
“Kami juga bersyukur, ditengah situasi yang cukup berat akibat pandemi Covid, masyarakat masih percaya dengan Koppas Srinadi,” ujar Ngakan Natha. (BTN/Denpost/119)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *