BWCC dan Jantra Tradisi Bali Meriahkan PKB XLIV

BWCC dan Jantra Tradisi Bali Meriahkan PKB XLIV

Agenda tahunan Pesta Kesenian Bali XLIV Tahun 2022 terbilang istimewa. Sebab ada dua agenda seni tradisi lainnya yang juga dilaksanakan berbarengan dengan PKB. Dua agenda tersebut yakni Bali World Cultural Celebrations (BWCC) yang digelar 12-25 Juni 2022 dan Jantra Tradisi Bali mulai 20 Juni-6 Juli 2022. “Untuk gelaran BWCC atau Perayaan Kebudayaan Dunia tahun merupakan gelaran yang kali pertama dilaksanakan,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha.

Perhelatan BWCC ini merupakan apresiasi pada kebudayaan dunia yang bertujuan mewujudkan Bali sebagai Pusat Kebudayaan Dunia (Bali Padma Bhuana). Hal ini sekaligus menjadi komitmen nyata dalam mengimplementasikan visi Pembangunan Provinsi Bali 2018–2023: Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru.

Visi ini mengandung makna Kesucian dan Keharmonisan Alam beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan Krama Bali yang sejahtera dan bahagia secara sakala dan niskala, menuju kehidupan krama dan bumi Bali sesuai prinsip Trisakti Bung Karno: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan melalui pembangunan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.

BWCC mengetengahkan tajuk Danu Kerthi: Resilience and Harmony (Kebertahanan dan Harmoni). Bertujuan memperkuat posisi strategis kesenian dan kebudayaan Bali yang turut mewarnai dan membangun nilai-nilai kesatuan, harmoni, dan perdamaian (unity, harmony, and peace) antar bangsa di dunia melalui pemanggungan dan presentasi beragam genre pertunjukan. Diharapkan pula dapat mendorong terbangunnya konektivitas dan ruang kolaborasi sesama seniman dan pegiat kreatif lintas negara.

Terdapat 20 sekaa/komunitas/penampil dari Bali/Indonesia serta mancanegara yang berpartisipasi dalam BWCC ini. Antara lain berasal dari Amerika, Belanda, Belgia, China, Jepang, Perancis, Spanyol dan Taiwan. Diantaranya: Gamelan Terang Bulan (Japan); Gamelan Swara Shanti (Belanda); Gamelan Galak Tika (USA); Shackled Spirits Collage of The Holy Cross (USA); Gamelan Gita Lestari, National Taiwan University (NTU, Taiwan); Gamelan Barasvara (Barcelona); Gamelan Puspa Warna (Prancis); dan Gamelan Bintang Wahyu–Brigham Young University’s (USA).

Ikut pula Gamelan Sekar Jepun (Japan); Gamelan Tunas Mekar (Denver); Jack Quartet (NYC); Gamelan Geinoh Yamashirogumi (Japan); Saling Asah vzw (Belgium); Gamelan Burat Wangi (USA); Jingdezhen Ceramic Institute, Jiangxi Province (RRC); Sanggar Seni Makaradhwaja (Bali-Indonesia); Gamelan Belaluan Sadmerta (Bali-Indonesia); Roras Ensemble (Bali-Indonesia) dan Jes Gamelan Fusion (Bali-Indonesia). “Di penghujung acara BWCC ini, diisi pertunjukan “Bee Dance” kolaborasi koreografer Andhika Annisa (Indonesia) dan Kareth Schaffer (Jerman), pada 25 Juni 2022 di Gedung Ksirarnawa-Taman Budaya Provinsi Bali.

Selain pergelaran diadakan pula tiga seri Dialog Budaya dengan pembicara terpilih bereputasi internasional, mengetengahkan tema “Water as Source of Innovation and Creation of Performing Arts”; “Contemporary Balinese Gamelan”; dan “Balinese Gamelan on Global Stage”. Beberapa narasumber yang akan berbagi pandangan dan pengalamannya seturut tiga tematik tersebut, diantaranya Prof. Dr. Made Mantle Hood (Taiwan), Prof. Dr. Wayan Rai S (Indonesia), Prof. Dr. Jody Diamond (USA), Prof. Dr. Wayan Dibia (Indonesia); Prof. Dr. Made Bandem (Indonesia) dan Wayan Gde Yudane (New Zealand).

Sedangkan untuk event Jantra Tradisi Bali, berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2020 merupakan kegiatan apresiasi budaya tradisi untuk penguatan dan pemajuan kearifan lokal, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, pengobatan tradisional, permainan rakyat serta olahraga tradisional. Adapun tema yang diangkat sama dengan tema PKB yakni “Danu Kerthi: Huluning Amerta, Memuliakan Air Sebagai Sumber Kehidupan (Danu Kerthi: Air Sumber Kehidupan).

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof I Gede Arya Sugiartha mengungkapkan, Jantra Tradisi Bali yang digelar secara daring-luring ini akan menampilkan materi pokok antara lain Murtirupa (Demonstrasi), Pacentokan (Lomba) Permainan Tradisional, Pacentokan (Lomba) Konten Budaya, dan Temu Wirasa (Sarasehan). Untuk materi Murtirupa (Demonstrasi), akan ditampilkan demonstrasi Gangsing (Permainan Rakyat) dari Komunitas Gangsing Desa Gesing, Buleleng dan Gebug Ende (Kearifan Lokal) dari Komunitas Gebug Ende Desa Seraya, Karangasem.

Jantra Tradisi Bali ini merupakan sebuah perayaan untuk permainan tradisional, olahraga tradisional, pengobatan tradisional, teknologi tradisional. “Jadi, kegiatan ini untuk menunjukkan bahwa tradisi di Bali bukan hanya seni. Sehingga diberikan ruang juga seperti PKB,” terangnya.

Sementara untuk kategori lomba olahraga tradisional, yang dilombakan yakni tajog (engrang) berkelompok bolak balik balok berkelompok, megala-gala (hadang), dan deduplak (lari batok kelapa) berkelompok. Sebagai pesertanya, perwakilan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten dan Kota di Bali akan ikut serta. Sedangkan untuk lomba kategori konten budaya antara lain melombakan inovasi membuat boreh/parem (pengobatan tradisional), membuat layangan janggan (pengetahuan tradisional, permainan rakyat), membuat ulat-ulatan (pengetahuan tradisional) dan membuat inovasi loloh (pengobatan tradisional).

Selain itu, untuk kategori Sarasehan akan menampilkan dua topik yakni Pengobatan Tradisional yang akan membahas “Loloh: Tamba Tradisional Bali” dan “Arak/Tuak Sebagai Sarana Pengobatan Tradisional”. Kemudian untuk serasehan dengan topik Pengetahuan Tradisional akan membahas tentang Teknologi Pewarnaan Kain Tradisional Bali dan Teknologi Pemintalan Benang Tradisional. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us