Cafe Kedonganan di Tengah Pandemi Covid-19

Cafe Kedonganan di Tengah Pandemi Covid-19

Anda seorang pecinta kuliner? Pasti tahu Pantai Kedonganan, kawasan wisata kuliner yang sangat terkenal di kalangan wisatawan nusantara maupun mancenegara. Mereka, khususnya para penikmat seafood dari berbagai belahan dunia pasti pernah singgah untuk dapat menikmati olahan menu berbahan ikan laut ini. Maka jangan salah, kawasan pantai berpasir putih ini menjadi begitu dikenal wisatawan dari berbagai belahan dunia karena kelezatan seafood yang berpadu dengan keindahan panorama Teluk Jimbaran yang memang menawan itu.

Sebagai kawasan wisata kuliner, Pantai Kedonganan sudah dikenal bahkan telah menjadi pilihan wisatawan lebih dari duabelas tahun, sehingga tidak kurang dari 2.500 penggemar seafood setiap malam berkunjung ke kawasan pantai ini. “Namun setelah presiden Jokowi mengumumkan pada Pebruari 2020 ada dua orang warga negara Indonesia yang terkena Covid-19, dan selanjutnya menjadi pandemi di negeri ini, maka kawasan Kedonganan ikut terimbas. Sebanyak 24 cafe yang dimiliki oleh lebih dari 1.250 kepala keluarga krama ngarep Desa Adat Kedonganan ditutup per 22 Maret 2020,” kata Bendesa Adat Kedonganan, I Wayan Mertha, Senin (31/5).

Hal tersbut sungguh menjadi pukulan sangat berat bagi masyarakat Kedonganan yang 70-80 persen warganya sangat tergantung dari pariwisata. Pengelola cafe yang tidak berkutik itu, terpaksa harus merumahkan seluruh karyawan, kecuali petugas keamanan dan waker yang masih tetap masuk melakukan tugasnya. “Kondisi seperti ini berlangsung hampir empat bulan, dan awal Juli 2020 mulai ada relaksasi. Pemerintah menetapkan program Clean, Health, Safety & Environmen (CHSE) yang mesti diikuti oleh seluruh usaha pariwisata. Termasuk para pengelola café di Kedonganan ini,” imbuhnya.

Menurut Mertha, ditengah-tengah ketidakpastian yang terjadi, ada empat buah cafe yang dibuka dengan verifikasi ketat dilakukan prajuru desa adat tentang pelaksanaan Protokol Kesehatan (Prokes) oleh pengelola cafe tersebut. Selanjutnya, pada Nopember-Desember 2020 dengan memanfaatkan momentum libur tahun baru, dan wisatawan nusantara boleh berkunjung ke Bali, maka sebanyak 21 buah cafe dibuka kembali oleh pengelolanya. “Namun, kondisi ini tidak berlangsung lama, sebagai akibat dari angka korban Covid-19 di Bali melonjak tajam. Pemerintah pusat kemudian menetapkan Bali sebagai wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) per Januari 2021, sehingga jumlah perjalanan ke Bali turun drastis,” bebernya.

Penerapan PPKM itu berdampak terhadap kondisi usaha cafe yang ada di Kedonganan. Para pengelola cafe kembali menutup usahanya, dan sampai hari ini hanya tinggal 8 buah cafe yang masih bertahan dengan pembatasan sangat ketat, terutama terhadap jumlah karyawan yang boleh dipekerjakan, yakni maksimal 30 persen. “Kerinduan konsumen menikmati kelezatan seafood Kedonganan itulah yang masih memungkinkan cafe-cafe ini bisa bertahan sampai hari ini,” ujar praktisi pariwisata perdesaan berbasis budaya ini.

Saat ini, lanjut pria bersahaja ini tidak lebih dari sepuluh persen dari kapasitas cafe yang terisi tamu. Hanya disaat weekend yang terisi sekitar 20-25 persen. “Dalam kondisi normal sebelum Covid-19, rata-rata tamu yang makan di masing-masing cafe sekitar 300 orang. Jadi penurunannya 90 persen lebih, termasuk pendapatan cafe juga terjun bebas, tinggal sekitar 10-20 persen dari kondisi normal. Saat ini semua cafe yang beroperasi hanya bertahan untuk hidup (survival), daripada tidak ada kegiatan sama sekali,” paparnya.

Untuk itu, pihaknya berharap bantuan promosi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya bagi kawasan seafood Kedonganan agar mendapat perhatian. Berbagai pertemuan, seperti kegiatan Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) di Bali agar dibuka dan diinisiasi pemerintah pusat, sehingga secara bertahap kunjungan wisatawan semakin bertambah. “Rencana pembukaan border Indonesia bagi wisatawan International pada Juli 2021 ini agar bisa direalisasikan. Tentu, dengan protokol kesehatan super ketat,” harapnya.

Dengan dibukanya border, Merta berharap kunjungan wisatawan ke Bali secara bertahap meningkat, sehingga ekonomi masyarakat Bali bisa tumbuh positif, tidak seperti saat ini, masih minus 9 persen lebih. Saat ini vaksinasi sudah diberikan kepada hampir 97 persen masyarakat Kedonganan, terutama bagi pelaku usaha pariwisata di wilayah seafood cafe. Maka, para pengelola café dan para karyawan sudah bisa melayani para pelanggannya seperti dulu. “Kami berharap semua pelaku pariwisata di Bali, khususnya Desa Adat Kedonganan tetap melakukan prokes secara ketat, dan semoga pandemi Covid-19 segera berakhir,” pungkasnya. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us