Dengan Isoter Menuju “Bali Era Baru”

Dengan Isoter Menuju “Bali Era Baru”

Sejak kedatangan Menko Marvest Luhut Binsar Panjaitan ke Bali sekitar minggu pertama bulan ini, beberapa pejabat pemerintah kabupaten serta kota semakin terpacu untuk mengendalikan angka pandemic Covid-19 di Pulau Dewata ini. Arahan Luhut sangat jelas saat itu, orang yang terpapar Corona, Orang Tanpa Gejala –Gejala Ringan (OTG-GR), diharapkan melakukan isolasit erpusat (Isoter) yang fasilitasnya disediakan oleh masing asing pemerintah daerah.

Yang kedua, juga sangat jelas. Terang benderang. Masyarakat Bali lewat pemerintah daerah diharapkan menunda dulu perhelatan upacara agama/adat. Kerumunan ini ditengarai sebagai klaster signifikan sebagai angka penyumbang kasus di Bali. Alhasil, imbauan Luhut ini segera disikapi oleh PHDI serta Majels Desa Adat lewat Surat Edaran yang mengimbau agar masyarakat menunda acara adat serta agama. Kalau memang harus, karena sudah dirancang jauh jauh hari maka jumlah orang orang yang terlibat dibatasi.

Upaya untuk mengendalikan wabah corona ini sejatinya sudah dialkukan sejak pandemic ini muncul sekitar satu setengah tahun lebih di Bali. Bermula saat pulangnya beberapa Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang asal Bali. Mereka dikonsentrasikan pada salah satu hotel, sebelum akhirnya dinyatakan “bersih” secara medis dan tidak terpapar Covid-19. Jadi semacam Isoterlah. Entah mengapa, isoter kemudia tidak bergema lagi diganti dengan isolasi mandiri (Isoman), Alasannya, Para OTG-GR lebih nyaman di rumah karena dekat dengan keluarga, tetapi dengan konsekwensi tidak bisa dikontrol soal mobilitasnya sehingga sangat berpotensi menularkan virus ini kepada anggota keluarga yang lain. Sementara itu, soal Isoter, pemerintah daerag akhirnya keteteran soal pembiyaan. Sebab, banyak lokasi isoter menggunakan hotel, mess, maupun kampus diklat.

Nah, ketika kmudian disepakati bahwa Isoter menjadi jurus ampuh, maka konsekewensinya adalah pemerintah daerah harus melakukan itu. Tentu saja dengan bantuan dana dari pusat. ‘’Tempat isoter ini mesti jauh lebih baik dari tempat tinggal mereka yang terpapar dengan gejala ringan atau tanpa gejala,’’ tandas Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta. Badung sudah melakukan upaya sedemikian rupa agar para isoter betah. Peralatan standar tentu sudah disediakan apalagi ada beberapa hotel di gunakan di wilayah Kuta. Tempat cuci tangan, hand santitizer, obat, makana serta aktivitas olah raga dirancang agar mereka betah dan proses penyembuhan menjadi lebih cepat.

Tidak hanya di badung, pemerintah daerah di Klungkung, Gianyar, Buleleng, Denpasar, Tabanan serta lainnya juga sudah bergerak kea rah isoter. Malah, Bupati Buleleng Agus Suradnyana terus mengimbau agar warganya mau isoter ketimbang isoman. Tempatnya tidak jauh dari rumah dan masih bisa terhubung dengan sanak keluarga lewat ponsel.

Salah seorang peserta isoter di Buleleng, Made Arjaya mengungkapkan bahwa dia sangat setuju dengan langkah pemerintah ini. Para isoter tidak lagi memikirkan konsumsi baik makanan maupun obat karena semuanya sudah disediakan pemerintah. Selain itu, dia juga masih bisa terhubungan dengan dengan anggota keluarga lainnya. Dengan tempat isoter yang relative luas, mereka bisa melakukan aktivitas olah raga bersama. ‘’Senam atau berjemur sehingga bisa meningkatkan imun tubuh,’’ ujarnya yang menempati lokasi isoter di mess Mahasiswa dengan jumlah anggota sekitar 100 orang. Di sini mereka melakukan protocol kesehatan sangat ketat, memakai masker,mencuci tangan, tidak boleh berkerumun dan selalu menaati arahan petugs. Mereka ini juga diharapkan akan mengedukasi anggota keluarga lain atau lingkungannnya jika sudah keluar nanti.

Keseriusan pemerintah untuk mengendalikan kasus Covid-19 di Bali menunjukkan tren positif. Hal ini terlihat dari semakin menurunnya jumlah kasus aktif di Provinsi Bali dalam lima hari terakhir. Sejak hari Senin 16 Agustus 2021 hingga 20 Agustus 2021 kasus aktif di Provinsi Bali terus mengalami penurunan dari 11.303 kasus aktif menjadi 10.387 kasus aktif.

Tren positif ini seiring dengan aktifnya Satgas Covid-19 Provinsi Bali bersama TNI dan POLRI menggalakkan Isolasi Terpusat (Isoter) dalam beberapa hari terakhir. Jumlah pasien Isoter yang pada hari Senin berjumlah 2.441 orang kini sudah berhasil mencapai 3.919 orang pasien menjalani isoter yang secara otomatis juga menurunkan jumlah pasien Isolasi Mandiri (Isoman).

Jumlah ini masih berpotensi terus meningkat dengan semakin banyaknya lokasi Isoter yang disiapkan pemerintah. Pada hari Jumat, 20 Agustus 2021 tercatat terdapat 363 tempat Isolasi Terpusat yang tersebar di seluruh Kabupaten / Kota dan Provinsi Bali dengan total kapasitas 6.119 tempat tidur.

Kasus aktif saat ini didominasi oleh Orang Tanpa Gejala (OTG) atau gejala ringan. Ini ditunjukkan dengan jumlah pasien isoter yang diperkirakan hari ini sudah lebih banyak daripada pasien isoman, sedangkan pasien yang dirujuk di RS jauh lebih rendah dibandingkan pasien isoter/isoman.

Untuk terus mendorong tren yang baik ini, Satgas Covid-19 Provinsi Bali tetap menghimbau agar masyarakat yang menjalankan isoman secara sadar pindah ke isoter yang telah disiapkan oleh pemerintah daerah sehingga pandemi menjadi lebih cepat terkendali.  Dengan Isoter, kasus corona di Bali bisa dikendalikan dan semakin landai. Dengan Isoter menuju “Bali Era Baru” yang bangkit dari keterpurukannya.  (BTN/pal)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us