Di Denpasar, Bank Sampah Berbasis Masyarakat dan Sekolah

Di Denpasar,  Bank Sampah Berbasis Masyarakat dan Sekolah

Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar apresiasi Bank Sampah yang berbasis masyarakat. “Saya mengapresiasi kegiatan bank sampah ini. Kegiatan bank sampah ini membantu pemerintah dalam menangani masalah sampah yang semakin meningkat. “Selain itu, bank sampah ini juga dapat membantu ekonomi masyarakat dengan cara mengumpulkan dan menyetorkan sampah ke bank sampah,” ujar Wakil Walikota (Wawali) Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat menerima audiensi dari DPD Asosiasi Bank Sampah Indonesia di Kantor Walikota Denpasar, Senin (29/3).

Wawali Arya Wibawa berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya pemilahan sampah mulai dari rumah, sehingga dapat di daur ulang kembali. “Dengan begitu dapat menjadi barang atau benda yang lebih berharga dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,” ucapnya dalam audiensi yang juga dihadiri Kadis DLHK, IB Putra Wirabawa, Kepala Upt Pengelolaan Sampah, Ngurah Budhita, Ketua Bank Sampah Induk Bali Wastu Lestari, Ketua Bank Sampah Induk Bali Bersih, I Nyoman Arianto, Ketua Bank Sampah Padang Indah Lestari, Dewa Ayu Putri Mirah, dan Penanggungjawab Bank Sampah Wisma Melati Br. Kedaton.

Koordinator Program Bank Sampah, Ni Wayan Riawati mengatakan, dalam gerakan bank sampah ini kami mewujudkan aksi nyata sampah itu tanggung jawabku, sampahmu tanggung jawabmu, sampahku investasiku. Namun untuk tahun 2021 ini tema Nasional dari Bank Sampah tersebut yaitu ‘Sampah itu adalah sumber daya ekonomi’. “Karena konsep pengajaran sampah itu adalah pola pembiasaan 3R yakni Reuse, Reduce, Recycle. Bagaimana mengajak masyarakat itu untuk mendorong perilaku pengurangan penimbunan sampah dan untuk sampah yang bisa didaur ulang akan di recycle kembali,” sebutnya.

Program ini sudah ada sejak tahun 2010 silam. Di gerakan bank sampah ini kami menghargai setiap sen nilai dari sampah yang tersisa itu akan dicatat dalam buku tabungan bank sampah. Dan setiap 6 bulan sekali akan dilaksanakan gebyar penarikan bank sampah. Gerakan pemberdayaan bank sampah berbasis mayarakat dan sekolah ini berkembang pesat di tahun 2017. “Untuk selanjutnya bank sampah yang juga berbasis sekolah, juga dikembangkan dengan melalui program sidarling. Dan hingga saat ini ada 120 bank sampah yang ada di Kota Denpasar,” ujarnya

Namun dalam situasi pandemi seperti sekarang dan khususnya di zona merah pihaknya belum bisa melakukannya secara optimal. “Kami berharap program bank sampah ini dapat digerakan semakin masif, karena semua pengurusnya tau kondisi masyarakatnya saat ini dalam penerapan protokol. Jadi kami bisa menyesuasikan saat penyetoran ke Bank Sampah agar tidak menyebabkan kerumunan masyarakat sehingga penerapan prokes tetap optimal,” harap Ni Wayan Riawati. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us