Di masa pandemi Covid dan ditengah pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini, pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Alas Kadaton tak hanya sibuk menjaga kesehatan monyet, tetapi juga ikut mengajak warga untuk mentaati Protokol Kesehatan (Prokes). Jika pandemic menghilang, maka pariwisata akan kembali normal, sehingga dapat memperbaiki ekonomi masyarakat. “Mari bersama-sama kita taati aturan dari Guru Wisesa (Pemerintah) untuk mentaati prokes mulai dari diri-sendiri, keluarga, masyarakat sebagai upaya memutus penyebaran derita global ini,” ajak Penyarikan Desa Adat Kukuh-Marga, I DN Suarta, Jumat (9/7).
Saat ini, DTW Alas Kedaton memang tidak beroperasi alias tutup mulai tanggal 3 – 20 Juli 2021 mengikuti instruksi pemerintah di dalam pelaksanaan PPKM Darurat ini. Walau demikian, pemberian pakan pada komunitas kera tetap dilaksanakan oleh petugas khusus yang pengabdianya sudah berjalan jauh sebelum pandemi atau keadaan pariwisata masih normal. Untuk kebersihan tetap dilakukan oleh petugas yang merupakan perwakilan dari banjar. Namun, jam kerjanya dipangkas untuk mengurangi biaya yang ditanggung desa adat. “Biaya untuk kebersihan dan pakan kera diambil dari kas desa adat. Asthungkara, desa adat masih sanggup untuk biaya karena memang memprioritas pada DTW,” papar pria yang akrab disapa Ajik Bibtang ini.
Disamping itu, bantuan pakan kera juga dating dari berbagai kalangan, baik dari perorangan, komunitas, dan organisasi sosial kemasyarakatan. Disamping itu, juga datang dari kepedulian warga desa khususnya dengan senang hati memberikan pakan berupa lungsuran usai menggelar upacara atau yadnya. “Di masa pandemic ini, kami membagi diri, sebagti bentuk penerapan prokes juga, disamping untuk mengurangi biaya kerja. Sekarang ini, untuk petugas pakan hanya dilakukan oleh 1 orang setiap hari (siang dan sore), sementara untuk kebersihan dilakukan dua hari sekali,” jelasnya.
Walau DTW ditutup sementara, tetapi fasilitas penerapan prokes tetap dilaksanakan, seperti mengisi sabun pada tempat mencuci tangan, menyiapkan hand sanitizer dan penyemprotan disinfektan di areal objek secara rutin. “Kami dari pihak pengelolan tetap memperhatikan kesehatan komunitas kera ini, sehingga kesehatannya terjamin. Karena kera-kera yang ada di alas (hutan di Desa Kukuh, Kecamatn Marga, kabupaten Tabanan ini juga disakralkan, sehingga setiap tumpek kandang selalu diupacarai. Kami juga menggelar aci tumpek uye, tumpek wewalungan bertepatan dengan diberlakukannya PPKM di DTW Alas Kedaton yang pengurus DTW dan prajuru Desa Adat Kukuh,” tutupnmya. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *