Festival Nyurat Lontar dan Ngetik Aksara Bali. Pesertanya Generasi Muda

Festival Nyurat Lontar dan Ngetik Aksara Bali. Pesertanya Generasi Muda

Pemandangan yang sangat menarik di lantai bawah Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Rabu (1/2). Generasi muda terdiri yang terdiri dari mahasiswa, SMK/SMA perwakilan kabupaten dan kota di Bali meramaikan kegiatan nyurat lontar dan ngetik aksara Bali serangkaian pembukaan Bulan Bahasa Bali (BBB) ke-5, Rabu (1/2). Acara yang dibuka dibuka secara langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster itu, anak-anak muda tampak antusias menjadi bagian dalam melestarikan aksara dan sastra warisan leluhurnya.

Festival ini menjadi ikon baru dalam ajang perhelatan BBB ini. Sebuah kombinasi kemasan menyajikan cara menulis aksara Bali melalui media tradisional dan digital. “Ikon yang menarik dalam ajang BBB kali ini adalah penyajian cara nyurat lontar di masa lalu dan kekinian yaitu ngetik di komputer,” kata Kepala Bidang Sejarah dan Dokumentasi Kebudayaan Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali, Drs. AA Ngurah Bagawinata,MM disela-sela pembukaan BBB.

Topik yang menarik itu, yakni masa lalu yang menghadirkan nyurat lontar dengan pengrupak di atas lontar. Sedangkan yang baru, yakni lompatan teknologi dengan keyboard aksara Bali. Masa lalu dan masa kini ini ditampilkan secara berdampingan. “Kegiatan masa lalu yang diterapkan oleh lelangit leluhur kita berkaitan dengan penglimbakan bahasa dan aksara Bali, begitu juga dengan teknik teknologi. Ini sudah dibuat oleh anak-anak bangsa, anak-anak krama Bali berupa keyboard aksara Bali,” ujarnya.

Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace turut menyaksikan festival nyurat lontar dengan pengrupak yang menjadi hal baru. Setelah pembukaan BBB ke-5, Gubernur Koster kemudian meninjau pengetikan Bahasa Bali dengan keyboard, yang dilanjutkan mengunjungi Reka Aksara (Pemeran) BBB ke 5.

Bulan Bahasa Bali tahun 2023 mengusung tema “Segara Kerthi: Campuhan Urip Sarwa Prani” yang dimaknai sebagai altar pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali untuk memaknai laut sebagai awal dan akhir kehidupan segenap makhluk. Selama sebulan penuh menyajikan 6 kegiatan pokok, yaitu Krialoka (Workshop), Widya Tula (Seminar), Wimbakara (Lomba), Sesolahan (Pergelaran), Reka Aksara (Pameran), dan Penganugrahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada dua tokoh khususnya dibidang sastra Bali. “Tema ini terejawantahkan dalam setiap tampilan materi,” ungkap Bagawinata.

Selaku Kurator BBB I Putu Eka Gunayasa menambahkan kepesertaan nyurat lontar dan ngetik aksara Bali diikuti oleh mahasiswa dari Faklutas Ilmu Budaya Universitas Udayana, serta perwakilan masing -masing sekolah baik tingkat SMP maupun SMA/SMK di Bali. “ Sebanyak 50 mahasiswa terlibat dan ratusan siswa SMP, SMA/SMK ikut serta dalam acara ini, kegiatan ini sekaligus menunjukan sebuah pengenalan,pengembangan aksara, sastra Bali di kalangan pelajar,” kata Gunayasa yang juga dosen FIB Unud tersebut. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us