Gong Pinda dan Geladag Mengulang Kenangan di PKB Ke-44

Gong Pinda dan Geladag Mengulang Kenangan di PKB Ke-44

Masih ingat dengan ketenaran Gong Pindan dan Gong Geladag? Kedua gong tersebut bertemu dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV Tahun 2022. Sekaa Gong Dharma Kesuma Banjar Pinda, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar dan Sekaa Gong Jaya Kusuma Banjar Geladag, Desa Adat Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan itu mengulang momen manis di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Jumat (24/6). Pertemuan kedua gong legend tersebut, menjadi sebuah moment untuk merayakan rasa rindu, haru, dan bahagia.

Dua gong legendaris itu dipertemukan kembali tahun 2022 setelah mebarung terakhir tahun 1969. Keduanya telah melahirkan generasi demi generasi. “Selama ini hanya dengar dari cerita pengelingsir kalau Sekaa Gong dari Geladag dulu pernah mebarung dengan Sekaa Gong Pinda tahun 1969. Sekarang saya merasakan bagaimana suasana itu. Setelah pentas, kita saling ngobrol dan foto-foto. Merasa seperti saudara dekat. Ini momen yang sangat berharga. Kita tidak tahu kapan akan dapat kesempatan seperti ini lagi,” kata Ketua Sekaa Gong Jaya Kusuma Banjar Geladag, Ketut Sukarma.

Sementara Koordinator Sekaa Gong Jaya Kusuma, I Ketut Ariawan mengaku, antara Sekaa Gong Dharma Kesuma Banjar Pinda dan Sekaa Gong Jaya Kusuma Banjar Geladag tak mau dipasangkan dengan sekaa lain saat tampil di parade Gong Kebyar Legendaris ini. Mereka seakan ‘berjanji untuk bertemu kembali’ di panggung yang sama. “Saat kami tidak bisa ambil jadwal, yang Sekaa Gong Pinda juga ikut mundur. Pokoknya di antara kami, kalau Gong Geladag tidak main dengan Gong Pinda, kami tidak mau. Begitu juga mereka,” tutur Ariawan sembari menyebut ada lima penabuh dari angkatan 1969 yang ikut.

Sedangkan Sekaa Gong Dharma Kesuma Banjar Pinda juga merasakan nostalgia yang sama ketika berhadapan dengan Sekaa Gong Jaya Kusuma Banjar Geladag. Para pemain yang ikut tahun 1969 pun turut dilibatkan. Yang tersisa hanyalah lima orang. Kelimanya masih diberikan posisi dan instrument yang sama seperti saat tahun 1969. Kelihan Banjar Pinda, Made Remawan mengungkapkan, parade gong kebyar legendaris tak hanya menjadi ajang temu rindu, namun juga vitamin jiwa bagi para penabuh angkatan 1969.

Ada salah satu seniman angkatan 1969 yang kami ajak untuk tampil. Semula beliau sakit, sudah tidak bisa beraktivitas lagi, tidak bisa jalan. Tapi ketika kami katakan akan tampil lagi di PKB, langsung semangat. Karena itu, parade Gong Kebyar Legendaris ini tidak hanya mengobati kerinduan penonton. Tetapi juga membawa efek kesehatan bagi seniman kami yang pernah berjaya tahun 1969,” ucapnya.

Ditambahkan oleh Anggota Sekaa Gong Pinda, I Nyoman Kariasa, awalnya pihaknya menggagas sebuah pertunjukan nostalgia dengan menggandeng ISI Denpasar saat ngayah di Pura Puseh Desa Banjar Pinda pada Februari lalu. PKB tahun ini memfasilitasi para seniman lawas untuk kembali membawakan karya-karya emasnya. “Mungkin ini dijawab oleh pemerintah. Memang yang dulu-dulu kita harus ingat juga. Bahwa dulunya perkembangan seni tahun 1969, komposisi karyanya seperti ini. Dan agar generasi dulu juga mengetahui tentang legenda pertemuan Sekaa Gong Pinda dan Sekaa Gong Geladag. Karena dulunya memang melegenda, sering dibicarakan,” kata Dosen Karawitan ISI Denpasar ini.

Malam itu, Sekaa Gong Dharma Kesuma Banjar Pinda menampilkan Tabuh Lelambatan Kembang Kuning, Tari Kebyar Goak Macok, Tari Kreasi Manuk Anguci, dan Tari Truna Jaya. Sedangkan Sekaa Gong Jaya Kusuma Banjar Geladag menampilkan Tabuh Jaya Warsa, Tabuh Brata Yudha, Tari Teruna Jaya, Tari Kebyar Terompong, dan ditutup dengan Tari Topeng Arsa Wijaya yang ditarikan langsung oleh Walikota Den pasar, IGN Jaya Negara. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us