Kabar mengenai kasus mutasi SARS-CoV-2 atau yang sering disebut mutasi virus corona terus bermunculan. Varian baru B117 asal Inggris, dan B1351 dari Afrika kasusnya sudah terdeteksi di Indonesia. Untuk menghindari penularan mutasi virus tersebut, beberapa pemerintah daerah menutup diri dari kunjungan wisatawan asing ataupun domestic. Membuka orang asing masuk ke wilayah sendiri menjadi hal menakutkan berkembangnya virus mutasi baru tersebut. Lalu bagaiman dengan di Bali, apakah wacana buka border Juni – Juli ini perlu dikaji ulang atau tetap buka?
Genaral Manager (GM) Alila Manggis, Karangasem, Ida Bagus Putu Jelantik Sogata mengatakan, Bali mesti tetap seperti wacana awal, yakni bisa membuka border untuk wisatawan Asing. Itu karena, Bali telah tertib di bidang pelaksaan Protokol Kesehatan (Prokes), bahkan dengan standar Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE) dari pemerintah. Membuka border internasional sangat perlu. “Selain karena wisatawan asing merupakan sumber income terbesar untuk Bali, juga karena masyarakat Bali masih menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata,” ucapnya.
Jika border itu dibuka, semuanya mesti harus memproteksi diri agar virus itu tak sampai ke wilayah Bali. pemeringtah bisa saja menerapkan travel bubble, membuka pintu kedatangan international hanya dengan negara-negara yang sudah low, zero case, juga dengan negara-negara yang penduduknya sudah divaksin. “Yang pasti, tetap membuka diri untuk wisatawan domestik dengan prokes ketat. Saat ini, hotel-hotel dalam kondisi prihatin. Walaupun ada tamu, namun lebih banyak domestik dan expatriate. Kami bersyukur dengan kunjungan itu, tetapi semua itu tidak menutupi biaya operasional hotel,” katanya.
Saat ini, okopansi Alila Manggis berkisar diangka 5 – 10% perbulan yang didominasi wisatawan domestik dan expatriat. Untuk meyakinkan para wisatawan, pihaknya tetap menerapkan prokes sangat ketat dan disiplin, mulai dari cek suhu tubuh sebelum memasuki area hotel, mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker di area hotel, dan setiap dua minggu beberapa karyawan di rapid antigen test, dan 35% karyawan sudah divaksin. “Walau Karangasem belum masuk dalam gren zone, namun hotel ini bersiap diri sebagai daerah tujuan wisata pendukung dari para wisatawan yang berkunjung ke area green zone,” harapnya.
Jelantik Sogata berharap, pemerintah daerah lebih proaktif melobi pemerintah pusat dan daerah Bali agar kegiatan berwisata bisa lebih dilonggarkan, namun tetap sesuai dengan prokes. Pemerintah daerah juga mempercepat vaksinasi terutama untuk pekerja sektor pariwisata, memberikan bantuan dana hibah operasional apabila pintu kedatangan internasional dan domestik masih tetap ditutup untuk tahun ini.
Hal senada juga dikatakan, GM Bali Palm Resort, I Nyoman Gede Astawa. Membuka border, itu karena Bali sangat membutuhkan wistawan mancanegara yang menjadi main market, dimana memberikan share, pie ke hampir seluruh kabupaten dengan design round trips package. “Syaratnya, kita harus disiplin prokes sesuai dengan kampanye otoritas 3M, 3T. Terlebih lagi hampir seluruhan akomodasi, objek wisata sudah tersertifikasi CHSE dan Tatanan Hidup Baru, yang kemudian dikuatkan dengan konsistensi penerapan, supervisi dan evaluasi,” sebutnya.
Lalu terkait kondsi hunian Bali Palm Resort saat ini, pria kalem itu mengaku tamu nyaris tidak ada, kalau terisi hanya terisi 0 – 5 persen. Bahkan, hotel-hotel yang ada di Karangasem sangat menyedihkan, sebab semua pengusaha hotel sudah kehabisan cadangan dana untuk sekedar survive melakukan perawatan property nya. “Kalau bisa green zone jangan hanya di Ubud, Sanur dan Nusa Dua, karena itu tidak sesui dengan konsep pembangunan Gubernur Bali Semesta Berencana, one island, one management. Bali sangat kecil dan terlebih lagi sebagian besar object menarik ada di Bali timur. Nah, bagaimana bisa dikunjungi jika hanya membikin area hijau cuma tiga wilayah itu saja. Apakah tamu-tamu yang long stay akan puas berada dilingkaran tiga area tersebut?” tanyanya serius. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *