Selalu ingin memberikan kemudahan dan kenyamanan.Kemacetan dan suasana krodit kerap terjadi Pintu Masuk Ke DTW Kawasan Luar Pura Uluwatu. Terutama saat jam-jam terrentu seperti waktu Pementasan kecak yang bersamaaan dengan Pujawali di Pura tersebut. Mempertimbangkan Kondisi ini, pihak Desa Adat Pecatu berencana menggeser atau memindahkan lokasi gate Uluwatu yang ada saat ini. Hal itu diungkapkan Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta dihubungi terkait rencana penataan kembali kawasan DTW Uluwatu, Rabu (8/2).
Menurut Sumerta, kemacetan panjang memang sering terjadi di akses masuk menuju kawasan DTW Uluwatu, terutama saat jam-jam tertentu. Karenanya hal ini menjadi perhatian serius pihaknya di Desa Adat Pecatu. Kemacetan yang terjadi akibat kecilnya akses masuk ke DTW ini. Terlebih ketika jam sibuk seperti saat menjelang pementasan kecak dan bersamaan dengan dilaksanakannya pujawali di Pura Luhur Uluwatu.
“Kami di desa Adat Pecatu telah memiliki rencana untuk segera melakukan penataan akses masuk kawasan. Bahkan, rencana tersebut telah dirapatkan dengan PUPR bersama pihak Puri JroKuta dan Prajuru Desa Adat selaku Pengemong dan Pengempon,” ujar Bendesa yang juga anggota DPRD Badung tersebut sembari mengungkapkan kalau rapat yang digelar membahas berkaitan dengan masterplan rencana penataan kawasan Uluwatu.
“Jika melihat kondisi eksisting saat ini, di kawasan itu selalu krodit. Kondisi ini tentu bisa berdampak pada aktivitas di sekitar kawasan, baik masyarakat maupun industri pariwisata seperti seperti villa,” yang ada di sekitarnya,” ujarnya via telepon.
Sebagai salah satu solusi, pihaknya di desa adat berencana untuk membebaskan lahan warga di sebelah Pura untuk lokasi gate masuk ke kawasan Uluwatu.
Apakah ini juga untuk lokasi parkir? Sebelumnya lanjut dia memang sempat direncanakan untuk pembuatan parkir bertingkat. Akan tetapi dari desa adat dan Angga Puri selaku pengemong dan pengempon, sepakat agar hal itu ditiadakan. Dengan pertimbangan secara estetika dinilai tidak sesuai.
Direncanakan pintu masuk lditambah menjadi lima lajur-lajur berlokasi di di sebelah kiri gate eksisting dengan total lahan yang akan bebaskan mencapai 2 hektar.
Lebih jauh diungkapnya terkait
masterplan penataan tersebut, selain pintu masuk nantinya juga akan dilakukan penataan dan relokasi terhadap kios-kios yang ada di dalam kawasan DTW tersebut.
Hal ini karena dinilai kios yang ada saat ini terlihat kumuh dan banyak emper-emper. Dengan penataan dan relokasi kios ini, nantinya diharapkan area parkir akan lebih luas dan tertata rapi.
“Lahan seluas 2 hektar ini nanti rencananya akan dimanfaatkan sebagai lahan parkir dan juga penataan kios-kios,” ujarnya.
Ditanya tentang penataan lainnya yang nantinya tertuang dalalm masterplan tersebut, Sumerta mengatakan sejauh ini yang dirancang baru sebatas pembahasan di pintu masuk dan pembuatan gorong-gorong untuk saluran air yang kerap menggenang di depan kawasan.
“Jalan akses masuk ke kawasan yang sebelumnya kan berbentuk cekungan, akan ditata agar saat hujan deras tidak lagi tergenang banjir lagi,” imbuhnya sembari menambahkan kalau untuk teknisi nanti akan dilakukan oleh pihak PUPR. Dimana saat ini sudah mulai proses pembebasan lahan.
“Sudah mulai kita bernegosiasi dengan pemilik lahan. Target tahun ini sudah mulai dikerjakan. kita sudah DP untuk lahan,” akunya. (BTN/Denpost/113)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *