Memang sebenarnya tidak begitu pas dibandingkan. Tak seperti Denpasar dan Badung yang ramai peserta, peminat lomba ogoh-ogoh di Bangli justeru masih minim
Untuk di Kabupaten Bangli tercatat sebanyak 31 peserta yang ikut dari empat kecamatan. Jumlah peserta yang terdaftar ikut lomba ogoh-ogoh di Bangli tahun ini jika dibandingkan tahun lalu memang mengalami peningkatan. Hanya saja, jika peserta lomba dibandingkan dengan jumlah desa adat di Bangli yang biasanya pada hari Raya Nyepi kerap membuat ogoh-ogoh, jumlahnya masih sangat kecil.
Kabid Kesenian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli, I Nyoman Wiradana mengatakan, Disparbud Kabupaten Bangli dalam pelaksanaan lomba ogoh-ogoh yang diselenggarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali, hanya membantu memfasilitasi untuk juri dan proses penilaian di tingkat kecamatan dan kabupaten. “Untuk pendaftaran dilakukan secara online dan tercatat sebanyak 31 peserta di kabupaten Bangli yang ikut berpartisipasi dalam lomba. Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah peserta tahun ini mengalami peningkatan,” ujar Wiradana, Selasa (7/2).
Tahun 2022 diketahui jumlah peserta yang ikut perlombaan hanya 28 peserta. Meski demikian, pihaknya menilai jumlah peserta lomba tahun ini, masih relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah desa adat di Bangli yang notabene setiap perayaan Nyepi kerap membuat ogoh-ogoh. “Kalau kita lihat dari jumlah desa adat di Bangli yang mencapai 165, prosentase yang ikut lomba memang masih kecil,”katanya.
Padahal, dari sisi hadiah sebagai motivasi dan mendorong peningkatan kreativitas generasi muda yang diberikan Pemerintah Propinsi Bali cukup besar. “Masuk peringkat ditingkat kecamatan saja, hadiahnya Rp 5 juta,” ujarnya. Yang mana, total hadiah yang disiapkan juara I : Rp 50 juta, juara II : Rp 35 juta, juara III : Rp 25 juta dan 144 terbaik dihadiahi masing-masing Rp 5 juta.
Terkait penyebab masih sedikitnya peserta yang ikut lomba, kata Wiradana, kemungkinan karena masih ada keengganan atau mungkin karena melihat ada yang lebih bagus sehingga tidak berani ikut lomba. “Setelah propinsi menyampaikan, kita telah langsung melakukan sosialisasi melalui Pasikian Yowana dan juga Majelis Desa Adat (MDA). Untuk itu, evaluasi tentu akan kita lakukan tahun ini dan akan dijadikan acuan agar jumlah peserta semakin meningkat tiap tahun,” tegas Wiradana.
Lanjut disampaikan Pejabat asal Kerambitan, Tanaman ini, spirit pelaksanaan lomba ogoh-ogoh, sejatinya sebagai bentuk penghargaan Pemerintah kepada kreativitas anak-anak muda terhadap seni patung. “Diharapkan, dengan lomba ini akan meningkatkan semangat dan kreativitas anak-anak muda. Bisa melahirkan seniman patung atau seni rupa dan melahirkan inovasi-inovasi baru dalam seni ogoh-ogoh. Selain itu, bisa mempererat tali persaudaraan dan silahturahmi antar taruna,” jelasnya.
Sementara sesuai hasil pendaftaran online yang telah ditutup tanggal 22 Februari lalu, tercatat 31 peserta lomba di Kabupaten Bangli. Rinciannya, 8 peserta dari Kecamatan Susut, 7 Kecamatan Kintamani, 7 dari Kecamatan Tembuku dan 9 dari Kecamatan Bangli. Saat ini proses lomba sudah masuk dalam tahapan penilaian ditingkat kecamatan dimulai dari tanggal 1 – 10 Maret. “Untuk penilaian tingkat Kabupaten dimulai dari tanggal 13 – 20 Maret dan pengumuman hasil penilaian akan dilakukan tanggal 23 Maret mendatang,” ungkapnya.
Penilaian dilakukan di tempat. Dengan kata lain, tim penilai yang turun langsung mendatangi setiap peserta. Untuk juri ada tiga orang, terdiri dari seniman, tokoh masyarakat dan juga dari Dinas yang dipastikan berkompeten di bidangnya. Setelah dilakukan penilaian di tingkat kecamatan, yang terbaik akan dinilai di tingkat kabupaten dan yang terbaik di Kabupaten akan mewakili Bangli untuk penilaian tingkat provinsi. (BTN/Denpost/128)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *