Situs Candi Wasan, Pura Puseh Wasan merupakan Daya Tarik Wisata (DTW) yang banyak dikunjungi wisatawan, utamanya para peneliti. Karena itu, DTW yang terletak di Banjar Blahtanah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar itu akan dijadikan objek wisata spiritual. Bahkan, Balai Arkeologi Bali, NTB, dan NTT sempat melakukan penelitian dengan mengambil posisi penggalian di timur laut Situs Candi Wasan.
Kompleks Situs Candi Wasan diperkirakan berasal dari abad XIII-XIV Masehi didasarkan atas langgam arca yang ditemukan di situs Wasan, seperti arca Brahma Catur Muka, perwujudan Bhatara-Bhatari dan arca Nandhi yang lapiknya berhiaskan tengkorak. Juga ditemukan arca Ganesa, Lingga-Yoni, arca perwujudan dan arca binatang.
Temuan Situs Candi Wasan ini tak terlepas dari peranan seorang tokoh peneliti Belanda JC Krishman yang pertama mengunjungi situs Wasan pada tahun 1950. Ketika itu hanya ditemukan gundukan tanah dan sejumlah arca kuno yang berserakan. Namun oleh masyarakat pengemong pura, lokasi itu masih dimanfaatkannya untuk pemujaan dengan mendirikan bangunan sederhana di atasnya.
Beberapa tahun kemudian Balai Arkeologi Denpasar mengadakan observasi ke lokasi tersebut dan menemukan sejumlah peninggalan arca. Observasi pun dilakukan secara tidak sengaja. Waktu itu tahun 1986, Balar sedang melakukan penelitian di Cangi, kemudian atas permintaan warga tim Balar diantarkan ke Situs Wasan.
Pemangku Pura Puseh Wasan, Jro Mangku Wayan Lasia Siaja (48), mengatakan mendukung penelitian ini supaya masyarakat tahu tentang sejarah dari situs Wasan. Dulu kawasan Pura Puseh ini masih semak belukar dan setelah dilakukan penelitian, berubah menjadi seperti ini. Keberadaan Candi ini sangat strategis, berada di daerah lintasan Denpasar-Gianyar, sehingga memungkinkan menjadi daya tarik wisata. Sudah banyak wisatawan asing melakukan kunjungan ke situs ini.
Wisatawan asal Belanda dan Perancis datang kesini yang lebih sering berkunjung untuk tujuan wisata spiritual. Mereka mendapat informasi dari internet. Hanya saja, para wisatawan sering mengeluhkan kesulitan mencarai lokasi situs itu. Maka itu perlu ada Plang Nama Situs Wasan. Pada tahun 2000-an wisatawan yang berwisata sampai mekemit untuk melakukan meditasi. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *