Perjalanan wisata satu ini sungguh menarik. Peserta yang terdiri dari berbagai kalangan ini mengunjungi tempat-tempat wisata di Badung Tengah, bagai seorang turis. Mereka menikmati setiap Daya Tarik Wisata (DTW) yang dikunjungi, bahkan sering melontarkan pertanyaan menggali keunikan serta keungguloan dari DTW yang dikunjungi. Lalu mengabadikan lewat bidikan kamera, selanjutnya “ngepos” di Instagram, face book ataupun vlog. “Ini rombongan Explore Badung Trip 3 yang akan memperkenalkan kembali tempat-tempat wisata yang di Kabupaten Badung,” kata License Tour Guide Travel Kirana Bali Wisata, Ery bersama temannya Cening, Sabtu (12/12).
Peserta Explore Badung Trip 3 diikuti sebanyak 26 orang dari kalangan anak-anak muda kreatif dalam mempromosikan DTW serta mengelola media sosail untuk memperkenalkan destinasi yang ada. Rombongan yang dibagi dua grup, yakni sebanyak 10 orang pada bus 5 dan 16 orang pada bus 6 ini mengawali perjalannnya menuju ke Pura Keraban Langit, setelah berangkat dari Pusat Pemerintahan (Puspem) Mangupura. Pura tua sebagai tempat wisata spiritual ini berlokasi di Desa Sading, Kecamatan Mengwi. DTW ini memiliki tempat persembahayangan sangat unik, yakni didalam goa. Diareal lainnya terdapat tempat melukat (membersihkan diri secara spitirual)
Areal pura ini bukan berada di kawasan penduduk, melainkan di areal persawahan dan dekat dengan sungai. Untuk bisa sampai disana, mesti melewati jalan persawahan yang hijau. Pura ini tak hanya untuk melakukan persembahyangan, tetapi juga dipercaya sebagai tempat memohon anak, bagi pasangan suami istri yang belum memiliki keturunan. “Peserta yang belum pernah kesini, penuh keheranana. Di tengah kota masih ada peningalan yang disekelilinganya masih perwasahan hijau dan sejuk lagi,” ucap Ery.
Para peserta juga merasakan dengan aura positif Pura Taman Ayun yang menjadi perjalanan selanjutnya. DTW yang ditetapkan Unesco sebagai warisan budaya dunia ini terletak di Desa Mengwi dan dapat ditempuh melalui Jalan Raya Kapal dengan perjalanan sekitar 30 menit dari Puspem. Layaknya rombongan turis, para peserta berjalan menuju areal taman dan berjalan hingga mengelilingi Pura Taman Ayun. Para peserta tak henti-hentinya mengabadikan objek wisata yang sudah menjadi favorit para wisatawan. Meru, pura yang metumpang menjadi buidikan kemera meraka. Selanjutnya mengunjungi museum yang menampilkan sejarah serta landscape Taman Ayun. Peserta kemudian menuju wantilan dan menikmati santap siang berupa buffet.
Peserta Explore Badung kemudian menyaksikan keberadaanh Desa Baha sebagai desa wisata khas di Badung. Di Desa Baha ini, para peserta menjajal rute trekking dan berkunjung ke Daya Tarik Wisata Goa Jepang serta Subak Lepud yang masih asri. Selama perjalanan para peserta dipandu oleh anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis Desa Baha). Desa ini menawarkan potensi yang luar biasa, seni, budaya dan tradisi yang masih lestari hingga kini. “Desa Baha memberikan banyak pengalaman wisata bagi para peserta,” imbuh Ery yang dibenarkan Cening.
Para peserta lalu menuju Bagus Agro Plaga melalui jalur Sangeh dan Petang. Disetiap perjalanan, para peserta dapat menyaksikan berbagai aktivitas masyarakat sebagai bumbu perjalanan. Setelah tiba, para peserta melakukan proses check in di Agro Bagus Plaga. Mereka menikmati suasana malam di kebun strawberry ini. Sambil menikmati aneka menu di restoran, para peserta dihibur Tari Joged Bumbung yang masih mengedepankan olah gerak tari itu.
Pada hari kedua, para peserta melakukan kegiatan eksplorasi Hotel Bagus Agro serta mengunjungi kebun bunga, jeruk, serta tanaman lain yang ada di sekitar hotel. Ketika menikmati makan pagi. “Sungguh indah dan suasananya benar-benar damai,” ujar salah satu peserta.
Berada di Plaga, para peserta juga menyempatkan diri untuk mengunjungi Jembatan Bangkung yang ada di desa itu. Tukad ini begitu panjang, sehingga tak habis-habisnya dijadikan moment untuk berfoto. Peserta kemudian mencoba menikmati makan siang di Nangkring Cafe dengan menu mujair nyat-nyat serta ayam goring yang sangat khas. Peserta kemudian menikmati perjalanan menuju FuramaXclusive Resort & Villas, Ubud . memasuki hotel, para peserta wajib mencuci tangan serta check suhu.
Dalam suasana sore hari itu, peserta trip ini kembali menguji nyali dengan mengikuti rute trekking yang ada di Desa Bindu. Perjalanan mereka dipandu oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Putra Jenggala Desa Bindu. Perjalanan trekking terasa nyaman karena juga dipandu pihak pengelola hotel Furama. Mereka sangat senang, karena rute itu mampu memaparkan cerita yang memang sudah menjadi budaya desa setempat. Apalagi, ketika makan malam di Jeroan Bindu, sebagai acara ramah tamah. Aneka menu tradisional menjadi lebih enak ketioka ditampilkan Tari Barong, Tari Sekar Jagat, Musik Akustik, serta penampilan dari peserta melantukan lagu-lagu indah yang memeriahkan acara tersebut.
Dalam acara ramah tamah tersebut juga dipamerkan produk-produk yang dijual oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada do Desa Bindu, seperti jamu kunyit asem, cocktail, jajan rengginan, souvenir buatan pengrajin lokal Desa Bindu. Usai acara ramah tamah berakhir, peserta kembali ke hotel untuk beristirahat.
Pada hari ketiga, usai sarapan, para peserta menuju Taman Gili Dukuh yang berlokasi di Desa Blahkiuh. Di desa ini para peserta melakukan beberapa aktivitas, seperti melakukan melasti, pemlukatan, berenang di kolam renang Tirta Arum, pemandian umum, serta melakukan kemah di Bumi Perkemahan Blahkiuh yang lokasinya berada di belakang Taman Gili Dukuh.
Setelah itu, peserta melalui menuju Taman Mumbul (Pancoran Solas) yang merupakan lokasi pemlukatan yang memiliki 11 pancoran. Di pancoran ini wisatawan atau wisatawan untuk dapat melakukan pembersihan diri (melukat). Setelah makan siang di Warung Sawah-Sawah yang berlokasi di Sangeh dengan menu ayam bakar, peserta kemudian mengakhiri kunjungan dengan kembali ke Puspem Badung. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *