Berbagai kebijakan telah diwacanakan oleh pemerintah, seperti green zona, vaksinasi hingga rencana pembukaan border pada Juni – Juli nanti, belum juga memberikan dampak terhadap kondisi pariwisata ke arah lebih baik atau normal kembali. Jika situasi seperti ini berkepanjangan, tentu membuat pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) harus lebih kerja keras lagi untuk mendatangkan wisatawan. “Kunjungan wisatawan asing menurun jauh. Tetapi, Jatiluwih masih diminati wisatawan domestik,” kata Menejer Oprasional, Nengah Sutirtayasa, SE, Jumat (7/5).
Jumlah kunjungan memang tidak sebanyak dulu, sebelum pandemi. Kunjungan biasanya cukup ramai pada saat hari libur nasional, dan libur hari raya. Mereka berkunjung untuk mengisi waktu santai di tempat terbuka dan indah ini. Walau demikian, sejak Covid-19 mewabah, Jatiluwih sempat tutup mengikuti instruksi pemerintah sebagai upaya untuk menekan penyebarannya. “Pada saat pemerintah memberi kebijakan untuk menjalankan tatanan kehidupan era baru (New Normal), Jatiluwih kembali buka dengan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes),” ungkapnya.
DTW Jatiluwih menerapkan protokol kesehatan secara ketat dengan menyediakan fasilitas seperti, tempat mencuci tangan dan hand sanitezer disetiap areal, wajib memakai masker, melakukan pengecekan suhu tubuh bagi wisatawan termasuk untuk staf dan karyawan. Staaf dan karyawan yang melayani pengunjung wajib menggunakan sarung tangan. “Kami pengelola DTW juga melakukan kerja sama dengan petugas Covid-19 dan Puskesmas untuk mengantisipasi jika ada wisatawan ataun staff yang reaktif,” ujarnya.
Untuk mengawasi di lapangan, pihak pengelola bekerjasama dengan TNI dan Polri, sehingga setiap pengunjung tetap disipilin dalam mengikuti Prokes. Selain itu, pihak pengelola juga menyiapkan petugas yang setiap waktu memberikan himbauan untuk disiplin menerapkan prokes. “Kami bersyukur, selama ini semua tamu yang berkunjung taat terhadap prokes. Jumlah kunjungan memang ramai, tetapi tidak seramai sebelum pandemi. Saat itu kunjungan didominasi wisatawan mancanegara,” aku Nengah Sutirtayasa polos.
Jatiluwih memang menjadi objek wisata favorit, khususnya yang suka dengan alam persawahan. Jatiluwih merupakan objek wisata alam yang menyuguhkan panorama keindahan alam persawahan yang bertingkat-tingkat (terace sering) dengan berlatar gunung. Bagi wisatawan yang suka bertualang, juga dapat melakukan aktivitas trekking to pucak Gunung Batukaru, menikmati suasana air terjun, agro wisata dan aktifitas lain yang sangat menarik dilakukan di tempat terbuka Jatiluwih ini.
Nengah Sutirtayasa menambahkan, DTW Jatiluwih berjumlah sekitar 70 orang, mulai dari bagian administrasi, keuangan, kebersihan, tiket, keamanan, pelestarian budaya, dan TPS 3 R untuk pengelolaan sampah yang ada di Desa Jatiluwih. Di masa pandemi ini, kerja para pegawai disesuaiklan dengan kebutuhan karena situasi kunjungan memang sedikit. “Kalau border pariwisata jadi dibuka, kami hanya berharap kehadiran wisatawan bisa diatur baik sesuai prosedur prokes yang ketat sampai wisatawan aman untuk berkunjung ke semua obyek di Bali,” harapnya. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *