The Nusa Dua menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan. Upaya untuk mewujudan transisi energi tersebut, tidak hanya memerlukan regulasi, namun juga komitmen nyata untuk memulai langkah keberlanjutannya. Karena itu, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop tahap pertama di The Nusa Dua diresmikan oleh Direktur Utama atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Utilitas A.A Istri Ratna Dewi dan Chief of Sales SUN Energy Oky Gunawan dan disaksikan oleh Direktur Operasi ITDC Troy Reza Warokka bertempat di Kantor ITDC di kawasan The Nusa Dua, Senin (7/11).
Instalasi PLTS Rooftop tahap awal dengan kapasitas 97 kWp, atau setara dengan 10% jumlah konsumsi energi operasional utilitas kawasan ini, akan menjadi bagian dari sumber energi listrik gedung-gedung vital pada saat penyelenggaraan KTT G20, yaitu gedung-gedung Command Center di kawasan The Nusa Dua. PLTS Rooftop The Nusa Dua ini dikembangkan oleh ITDC Utilitas berkolaborasi dengan SUN Energy, perusahaan pengembang PLTS yang telah mencatatkan ragam portfolio bisnisnya pada berbagai jenis industri.
A.A Istri Ratna Dewi mengatakan, ITDC Utilitas akan terus melakukan berbagai improvement dalam pemenuhan kebutuhan utilitas di dalam kawasan, termasuk dalam mengembangkan zona hijau energi. Saat ini sebagai langkah awal transisi energi di dalam kawasan dan dukungan pada percepatan transisi energi sesuai Bali Compact dan Bali Energy Transitions Roadmap. “Kami mengembangkan project pioneer PLTS Rooftop di area Command Centre The Nusa Dua dan Lagoon ITDC,” katanya.
ITDC Utilitas telah mencatatkan langkah awalnya dalam mengembangkan konsep keberlanjutan di kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali, melalui pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi keberlanjutan. Aksi transisi energi ini sejalan dengan salah satu pokok bahasan Presidensi G20 Indonesia yakni mendorong transisi energi menuju energi baru dan terbarukan dengan mengedepankan keamanan energi, aksesibilitas, dan keterjangkauan.
Perhelatan KTT G20 yang berlokasi di Bali, telah menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Berbagai pihak terus berupaya mengambil langkah strategisnya guna memberikan dukungan, sebagaimana harapan dari berlangsungnya KTT G20 adalah menghasilkan aksi dan kolaborasi nyata untuk menjadi solusi dari isu strategis Presidensi G20. “Transisi menuju energi keberlanjutan telah dicatatkan menjadi salah satu fokus utama dari pelaksanaan KTT G20, yang juga akan menjawab permasalahan lingkungan seperti krisis iklim global,” imbuhnya.
Roy Wijaya menjelaskan, SUN Energy telah berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaiknya dalam melakukan elektrifikasi secara menyeluruh dengan energi bersih lintas industri. “Setelah instalasi Solar Charging Station di kawasan pariwisata lainnya di Indonesia, instalasi PLTS berkapasitas 97 kWp di dikawasan The Nusa Dua merupakan wujud dukungan SUN Energy terhadap transisi hijau dalam sektor pariwisata,” sebutynya.
Melalui potensi pemanfaatan energi surya di Indonesia, SUN Energy sebagai salah satu solar developer terbesar di Indonesia telah mencatatkan dukungannya terhadap kemajuan transisi hijau di Indonesia. Seperti produk stasiun pengisian daya listrik berbasis energi surya “Chargee”, yang diperkenalkan pertama kali di kawasan pariwisata seperti Mandalika dan Labuan Bajo. “SUN Energy berupaya menjadi bagian dari proses transisi energi bagi ragam sektor industri, pada hari ini, dengan bangga kami meresmikan sistem PLTS Rooftop yang turut mendukung kemajuan sektor pariwisata hijau di Indonesia,” imbuh Roy Wijaya. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *