Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV bakal digelar mulai Minggu 18 Juni hingga Minggu 16 Juli 2023. Di tahun ini, ajang seni tahunan milik masyarakat Bali itu digelar di tiga lokasi, yaitu Taman Budaya menjadi venue utama, ISI Denpasar dan Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Gedung Ksirarnawa tampak sangat nyaman. Hal ini karena berkah lantaran Ksirarnawa rencana awal sempat digunakan untuk pra launching pengundian peserta Piala Dunia U20 beberapa waktu lalu yang akhirnya batal digelar.
Begitupula beberapa candi, pagar hingga gedung secara keseluruhan di Ksiranawa tampil lebih elegan dan cantik. Disisi lain jalan yang ada di Kawasan Taman Budaya tampak rapi karena telah di hotmix. Sebagai pusat perhelatan seni dalam ajang PKB, Taman Budaya, Art Center Provinsi Bali dari segi venue telah siap. Semua venue masih menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk pergelaran. “Tak hanya event PKB, kegiatan apapun yang digelar di Taman Budaya kalau dari segi venue pasti selalu siap,” kata Kepala UPTD Taman Budaya, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan Ria Arsika di Denpasar, Kamis (25/5).
Hanya saja, sarana dan prasarana pendukung seperti lighting dan sound system masih menggunakan alat yang lama. “Sebelum PKB yang akan berlangsung mulai tanggal 18 Juni ini, ada sarana dan prasarana pendukung, seperti lighting, sound sistem yang perlu penanganan lebih,” ucap pria ini santai.
Kalau di panggung terbuka Ardha Candra itu masih kosongan, sehingga panitia besar yang mempunyai kewajiban untuk ada bea sewa, sehingga khusus untuk panggung tersebut selama sebulan akan dilengkapi lighting dan sound sisytem yang lengkap. Sementara untuk tempat pementasan yang lain, masih ada yang tambal sulam. “Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk menggunakan alat-alat yang ada. Sebab, alat-alat yang baru sampai detik ini belum ada. Artinya, alat-alat yang ada dengan segala kekurangan, kami akan memaksimalkan untuk pergelaran nanti,” ujarnya.
Namun, yang paling penting, jelas Ria Arsika untuk para seniman perlu diketahui, dan mungkin sudah mengetahui keadaan lighting ataupun sound system yang dimiliki Taman Budaya. “Kami yang bertanggung jawab di Taman Budaya untuk sarana dan prasarana, seperti sound system dan lighting kami pasti berusaha yang terbaik untuk penampilan para seniman. Walau kami hanya memanfaatkan sarana dan prasana yang ada. Karena, kalau alat yang baru belum ada,” tegasnya.
Karena itu, dirinya merasa sangat terbuka sekali kalau ada tim kesenian dari kabupaten dan kota yang membantu untuk memaksimalkan pertunjukan dengan menyiapkan sound system atau lighting tambahan. Dengan demikian, pertunjukan masing-masing tim kabupaten dan kota sesuai yang diharapkan. “Mudah-mudahan itu ada. Kalau misal sudah menjadi kesepakatan mereka yang akan menyiapkan sarana tambahan, kenapa tidak? Kami siap bantu,” ungkapnya. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *