Untuk melestarikan beberapa jenis tanaman upakara yang mulai sulit didapat di Bali, PJs Bupati Karangasem I Wayan Serinah bersama Bara Fondation melakukan penanaman 200 pohon di kawasan sekitar Pura Mekah, Banjar Batumadeg, Desa Tista, Kecamatan Abang, Karangasem, Minggu (29/11). Penanaman juga dilakukan para pengurus dan simpatisan yayasan tersebut bersama prajuru banjar setempat
Adapun jenis tanaman yang di tanam antara lain Cendana (Santalum album), Majegau (Dysoxylum densiflorum) dan Rijasa (Elaeocarpus glandiflorus). Ketiganya merupakan tanaman “penting” yang banyak digunakan dalam upacara-upakara keagamaan dalam skala kecil maupun besar di Bali.
Dalam sambutannya, PJs Bupati Karangasem, I Wayan Serinah, menyampaikan rasa gembiranya terhadap kegiatan penanaman ratusan pohon langka yang dilakukan di wilayahnya. Baginya upaya ini merupakan sebagai sebuah kehormatan dengan menjadikan Kabupaten Karangasem sebagai prioritas utama penanaman pohon-pohon tersebut.
“Semoga apa yang kita tanam hari ini menjadi tumbuh dan besar serta memberi vibrasi kedamaian dan vibrasi positif lainnya bagi seluruh masyarata Bali,” ucapnya seraya menyampaikan apresiasi kepada Bara Foundation yang tetap teguh melaksanakan program sosial dan lingkungannya bahkan di saat situasi sedang sulit akibat pandemi covid-19 saat ini.
“Saya berdoa semoga upaya serupa yang akan dilakukan oleh yayasan ini di waktu-waktu berjalan lancar dan baik, sekaligus berharap semoga hal ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan kita,” imbuhnya.
Menurut I Putu Respita Sukawahana, penggerak utama kegiatan ini, pemilihan tanaman Cendana (Santalum album), Majegau (Dysoxylum densiflorum) dan Rijasa (Elaeocarpus glandiflorus), berdasar pertimbangan semakin sulitnya mendapat jenis-jenis tanaman tersebut. “Padahal tanaman-tanaman itu sangat diperlukan sebagai sarana upacara di Bali,” ujarnya.
Dalam catatan Putu Respita, majegau bahkan merupakan kekayaan hayati khas Pulau Bali. Tanaman ini biasanya digunakan untuk bahan bangunan suci atau pratima karena diyakini merupakan simbolisasi dari Bhatara Sadasiwa.
Bara Foundation, merupakan lembaga non profit yang bergerak di bidang pemajuan kebudayaan, sosial, dan lingkungan. Yayasan ini diinisiasi oleh para pecinta, pemerhati, dan penekun “budaya” keris yang berbasis di Prapen Wesiaji, Kesiman, Denpasar Timur.
I Ketut Aryana Kepala lingkungan Banjar Dinas Batumadeg juga menyampaikan ucapan terimakasihnya atas kehadiran langsung Pjs Bupati Karangasem dan digelarnya kegiatan menanam pohon dilingkungannya oleh Bara Foundation. “Mudah-mudahan tali kasih kita tidak terputus sampai disini. Semoga ke depan bisa dilaksanakan kegiatan lain yang serupa dan bermanfaat untuk warga kami di sekitar,” ujarnya.(BTN/ery)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *