Karya Ngenteg Linggih di Pura Luhur Pelet Pupuan Mengwitani

Karya Ngenteg Linggih di Pura Luhur Pelet Pupuan Mengwitani

Wakil Bupati (Wabup) Badung I Ketut Suiasa menghadiri rangkaian Karya Ngenteg Linggih, Mupuk Pedagingan lan Pedudusan Alit Caru Manca Kelud Madurga di Pura Luhur Pelet Pupuan Desa Mengwitani, Minggu (18/4). Upacara yang dipuput oleh Ida Pedanda dari Griya Pemaron Munggu dan Ida Pedanda dari Griya Selat Abiansemal tersebut juga dihadiri oleh Anggota DPRD Badung I Nyoman Satria, perwakilan Dinas Kebudayaan, Camat Mengwi I Nyoman Suhartana beserta unsur tripika, Perbekel dan Bendesa Adat Mengwitani.

Usai melaksanakan persembahyangan bersama, Wabup Suiasa dalam mengatakan, atas nama Pemerintah Kabupaten Badung mengapresiasi pengempon Pura Luhur Pelet Pupuan Desa Adat Mengwitani yang telah melaksanakn upakara dan upacara dengan baik dan lancar. Upacara yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan aura serta sinar positif dari Ida Sesuhunan Betara Betari yang melinggih di Pura Luhur Pelet Pupuan kepada pengempon pura dalam menjalankan dharma. “Ini juga merupakan pelestarian seni adat dan budaya yang bernafaskan Agama Hindu untuk keajegan Bali,” ujarnya.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, dimana upakara dan upacara sudah dapat dilaksanakan dengan baik dan dan lancar agar krama pengempon pura tidak melupakan protokol kesehatan. Karena saat ini Badung menuju zona hijau, sehingga upakara dan upacara adat yang dilaksanakan bisa berjalan dengan lancar dan damai seperti yang diharapkan bersama. “Menghaturkan yadnya harus tetap bahagia dan tulus dalam melakukan swadarma. Upakara yang besar ini menjadi stiti bhakti kita kehadapan Hyang Parama Kawi sane melinggih di Pura Luhur Pelet Pupuan,” pungkasnya.

Manggala Karya I Nyoman Keramas melaporkan Pura Luhur Pelet Pupuan diempon oleh 350 KK dari 2 Banjar Dinas dan 4 Banjar Adat. Upacara Karya Ngenteg Linggih Mupuk Pedagingan lan Pedudusan Alit Caru Manca Kelud Madurga ini dilaksanakan untuk menyucikan Ida Betara Betari yang melinggih di Pura Luhur Pelet Pupuan dan memohon kerahayuan jagat baik buana alit maupun buana agung. Karya seperti ini terakhir dilaksanakan pada tahun 1990 dan setelah hampir 30 tahun atau di tahun 2021 ini baru dapat dilaksanakan kembali. “Ini kami lakukan secara bersama-sama dan bergotong royong dengan hati yang tulus ikhlas. Kami berharap dengan upacara ini dapat memberikan kerahayuan kepada seluruh masyarakat secara lahir dan batin,” katanya.

Pada kesempatan tersebut juga diserahkan punia Bantuan Bupati secara simbolis sebesar Rp 700 juta kepada Ketua Panitia Karya I Nyoman Keramas. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us