Destinasi Ubud memang beda. Maka wajar, peserta Kayon Run antosias mengikuti kegiatan lari lintas alam ini, Minggu (12/2). Dari 8 Km rute yang ditempuh, setengah lebih melewati persawahan dan perkebunan yang mampu membuat peserta senang dan sehat. “Kayon Run ini melewati persawahan dan perkebunan, sehingga memberi gambaran Ubub, sebagai daerah yang hijau dan tempat untuk hilling. Program Kayon Run ini mencoba untuk membangun, bahwa kita harus sehat, hiling dan olah raga,” kata Chief Executive Officer (CEO) The Kayon Hotels and Resort I Wayan Sucitra disela-sela Kayon Run.
Kayon Run yang digelar The Kayon Hotels and Resort itu diikuti lebih dari 600 pelari, yang terdiri dari kalangan umum dan komunitas pelari di Bali dan luar Bali. Tujuannya untuk menganalkan The Kayon dan desa yang ada di sekitarnya, seperti Desa Bresela, Keliki dan Desa Kelusa sebagai tempat yang sanat baik untuk rilek dan hilling. “Acara lari bersama alam ini memang digelar di Ubud sebagai destinasi yang luar biasa. Terutama untuk mereka yang ingin rilek ataupun hilling. Keasrian alam memang membuat Ubud menjadi destinasi yang berbeda,” imbuhnya.
Kayon Run ini memang dikemas memanfaatkan kekayaan alam yang ada, sehingga awal 2023 ini, sebagai momentum semua yang join di sini bisa hidup sehat, kemudian menghadapi tahun 2023 dengan baik. Ajang ini juga melibatkan pesertadari jajaran kepolisian, seperti Kapolda Bali, Wakapolda, Kapolres Gianyar, Dandim Gianyar dan banyak dari partner The Kayon lainnya. “Saat ini, Kayon Run tidak melibatkan tamu. Kami ingin memperkenalkan Ubud dan Kayon sendiri sebagai hotel, serta sebagai branding untuk The Kayon,” tegas Sucitra
Owner The Kayon Putu Suryawan mengatakan, ajang ini merupakan kali pertama, dan akan ada yang kedua. Model Run yang digagas berbeda dengan yang lain, yakni masuk persawahan, Kayon Run with Nature. Ajang ini mendapat sambutan dari masyarakat, khususnya pelari, sehingga akan menjadi ajang tahunan. Tempatnya, bisa di sentra Ubud tang alamnya sangat mendukung. View sawah menjadi daya tarik. “Sekarang kita ambil 8 Km dulu. Kedepannya bisa dibagi menjadi 5 Km, 10 Km dan 15 Km,” ungkapnya.
Saat ini, Kayon Run hanya melibatkan peserta local, dan kemungkian nanti akan menggelar tingkat nasional, dan bahkan internasional. “Ajang ini untuk branding The Kayon Hotels and Resort. Di Ubud itu sudah ada Bali Spirit Fetival, Ubud Jazz Festival, maka The Kayon mengambil olah raga, yakni Kayon Run. Tentu saja bulan penyelenggaraannya direview kembali yang mungkin Mei atau Juni, karena April ini masih musim Hujan. Kami berharap The Kayon lebih dikenal, brand local tetapi mendunia,” harapnya.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali, Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra sehabis lari mengatakan, Kayon Run ini sebagai cikal bakal yang selanjutnya akan menjadi ikon dari wilayah Gianyar, selain run-run yang lainnya. Run ini menjadi salah satu ajang promosi, sebab Run ini bentuknya lain. Run ini menjadi ajang yang sangat bagus, dan merupakan ide The Kayon yang luar biasa. “Saya harap ini berkemabanmg menjadi satu even tahunan, sehingga bisa di publish di media sosial lainnya. Akan lebih bagus lagi atlet di Indonesia bisa bergabung. Ini ajang yang bisa mendatangkan runner-runner ke Bali, sehingga menambah geliat pariwisata Bali. Masyarakat di sekelilingnya juga diuntunglkan, karena pasti ada yang menginap di hotel,” pungkasnya. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *