Kebun Raya Gianyar diresmikan oleh Bupati Gianyar yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda), I Made Gede Wisnu Wijaya, Sabtu, (17/7). Peresmian dilaksanakan secara virtual di Command Center Kabupaten Gianyar disaksikan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia, Laksana Tri Handoko, Kapolres Gianyar, AKBP I Made Bayu Sutha Sartana, S.I.K.,M.H., Dandim 1616/Gianyar, Letkol Inf Henda Cipta, S.Sos.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ni Made Mirnawati mengatakan, konsep pembangunan Kebun Raya Gianyar berbasis pada kearifan lokal, dengan melestarikan tumbuhan upakara atau tumbuhan yang digunakan dalam upacara keagamaan serta pelestarian tanaman obat atau usada. Pelestarian tanaman obat atau usada secara tidak langsung untuk melestarikan kearifan lokal masyarakat Bali pada umumnya.
Komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan yang berdampingan dengan nilai-nilai adat menjadi dasar keinginan bersama untuk membangun Kebun Raya Gianyar oleh Bupati Gianyar saat itu, A A Gde Agung Bharata dan Wakil Bupati, I Made Mahayastra, bersama Krama Deda Adat Pilan, 2017 lalu. Untuk merealisasikan keinginan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoensia (LIPI) melakukan kerjasama pembangunan Kebun Raya Gianyar dengan tema “Taru Pramana, Usada, dan Banten Bali Pulina”.
Sejak soft launching Kebun Raya Gianyar pada 17 Juli 2017 lalu, terdapat peningkatan jumlah pengunjung dari masyarakat sekitar maupun luar Gianyar. Tercatat sejak tahun 2017 sampai tahun 2020 sebanyak 2.139 orang telah mengunjungi Kebun Raya Gianyar. “Kebun Raya Gianyar menjadi kebun raya ke-32 di Indonesia yang dikelola Pemerintah Daerah,” imbuhnya.
Bupati Gianyar dalam sambutan yang dibacakan Sekda Wisnu Wijaya mengatakan, membangun sebuah Kebun Raya tidak bisa diukur dalam jangka waktu singkat. Prosesnya memerlukan perjalanan panjang karena pembangunan Kebun Raya merupakan kegiatan konservasi tanaman yang memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini sebagai wujud nyata, pelaksanaan Visi dan Misi ke tiganya, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, berwawasan lingkungan.
Dikatakan pula, tidak bisa kita hindari, pada setiap kontestasi pilihan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan, faktor ekonomi hampir selalu berhasil menang atau dimenangkan. Sementara pelestarian lingkungan, hanya menjadi pilihan kedua, bahkan seringkali menjadi pilihan yang terakhir. “Ketika saya dipercaya menjadi Bupati Gianyar, saya tidak ingin ada kontestasi antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Menurut saya, keduanya harus berjalan selaras dan saling mendukung,” tegasnya.
Pemkab memiliki komitmen yang tinggi, dalam melestarikan hutan Desa Adat Pilan, dan juga hutan Desa Adat yang lainnya. Komitmen ini diwujudkan dengan mengembangkan hutan sebagai tempat rekreasi dan sebagai tempat pembelajaran, pendidikan, penelitian dan tempat konservasi. Keterlibatan Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN dan Kepala Kebun Raya Eka Karya Bali, menjadi bukti bahwa Pemerintah serius dalam menangani masalah lingkungan, dan konservasi keanekaragaman hayati di Kabupaten Gianyar. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *