Ketika Awak Kapal Pesiar tak Lagi Melaut

Ketika Awak Kapal Pesiar tak Lagi Melaut

Profesi sebagai pekerja pariwisata sangat menggiurkan. Karenanya, masyarakat khususnya anak-anak muda berlomba-lomba memilih sekolah yang mengandalkan jasa pelayanan itu. Mereka sudah menentukan pilihan untuk dapat bekerja diindustri perhotelan dan jasa pariwisata lainnya. Bahkan, tidak sedikit yang bermimpi untuk bisa sebagai pekerja pariwisata di kapal pesiar. Selain bisa mengantongi gajih yang berlipat, juga dapat jalan-jalan ke luar negeri. Lantas, bagaimana nasib pekerja di kapal pesiar setelah pandemi?

Putu Pande Witarjana, pria asal Banjar Sawan, Desa Siangan, Kabupaten Gianyar yang mengaku bekerja di kapal pesiar sejak 2011 dan sudah pernah berlayar keberbagai negara, seperti Amerika, Eropa, dan Asia. Pariwisata sudahenjadi pilihannya, sehingga setelah sempat mengasah talenta di hotel kemudian memilih sebaga pekerja di kapal pesiar. “Sebenarnya sama saja, bekerja di hotel dan kapal pesiar itu. Di kapal pesiar itu kan disebut hotel terapung juga, sehingga dari segi standard kerja internasional kita menjadi lebih tahu. Misal, bagaimana penerapan mereka diluar dan bisa kita aplikasikan disini,” katanya.

Sekarang dimasa pandemi, pria yang berumur 32 tahun ini beralih profesi sebagai penjual bibit tanaman. Berbagai jenis bibit tanaman bunga, buah dan lainnya itu dipasarkan secara offline dan online lewat medsos untuk sellingnya. Bibit ini dipasarkan di seluruh Bali, hingga Lombok, Surabaya dan kota lain di Jawa Timur. Disamping jual bibit, juga menjual sambel lindung, sembari menunggu pembeli datang membeli tanaman. “Kalau dibilang lebih sulit ya sulit, tetapi ini mungkin perputaran perekonomian belum normal, sehingga semua jadi terdampak. Saya lebih bersyukur saja karena masih bisa bertahan hidup,” ucapnya.

Menurutnya, menjual bibit tanaman ini sangat bagus, apalagi di daerahnya masih banyak yang ke sawah atau bercocok tanam. Hasilnya juga lumayan, namun masih terasa kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi untuk keperluan anak-anak, keluarga dan lainnya yang jauh melampaui pemghasilan sebagai penjual bibit. “Kalau pariwisata sudah pulih dan sudah bisa berlayar lagi, saya akan kembali lagi bekerja di kapal pesiar. Bagi saya, itu jalan singkat untuk saving money dan masa depan. Tapi, saya juga harus ada target, setelah saving money dan akan coba usaha lagi kedepannya,” akunya.

Pande Witarjana secara realita sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang sudah bekerja ke luar negeri, kemudian membelanjakan di dalam negeri, sehingga sudah membantu negara dalam menambah devisa. “Saya berharap kepada pemerintah di masa pandemi, seperti sekarang ini mohon di data secara real PMI yang ada, lalu diberikan sekedar bantuan modal untuk usaha. Kalau mau cari pekerjaan juga susah. Mohon juga dibantu untuk proses perlengkapan dokumen atau hal lainnya nanti untuk kembali ke pesiar bantu dengan dipermudah,” harapnya.

I Nyoman Suarsana yang sudah 12 tahun bejerja di kapal pesiar telah kenyang demhan pengalaman berlayar. Selama itu, pria asal Banjar Trijata, Desa Mambal Kajanan, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung sudah mengunjungi beberapa negara, seperi Italia, Spanyol, Perancis, Yunani, Inggris, Belanda, Norwegia, negara-negars di Amerika Latin, Brazil dan lainnya. Profesi sebagai pekerja pariwisata benar-benar dinikmati sebagai penopang kehidupan keluarga. “Sekarang, setelah pariwisata mati saya mencoba menjadi petani (peternak lele),” ucapnya.

Man Mins, demikian sapaan akrabnya, mengatakan alih frofesi ini untuk sementara demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Sebagai profesi yang baru, menjadi peternak lele awalnya memang sulit karena belum punya pengalaman dibidang peternakan itu. Apalagi pada saat masarkan yang dilakukan secara grosir juga eceran.

Lele ini dipasarkan diseputaran Abiansemal dan Badung umumnya. “Untuk sementara cukup untuk kehidupan sehari-hari, tetapi kalau pariwisata pulih, dan memang masih ada kesempatan berlayar kenapa disia-siakan. Karena itu, saya berharap pada pemerintah agar lebih memperhatikan para pekerja khususnya yang bekerja ke luar negeri (kapal pesiar) terutama dalam pengurusan perijinan (dokumen), kalau bisa janhan terlalu dibebani dalam masalah biaya,” pintanya.

I Ketut Suarbawa pria asal Dusun Kanginan, Desa Besan, Kabupaten Klungkung. Selama 10 tahun bekerja di kapal pesiar, pria beumur 43 tahun ini kini berfrofesi sebagai petani. Lahan warisan orang tua dikelola demi dapat bertahan hidup ditenhah pandemi. “Jujur, profesi baru lebih sulit. Pasarannya masih lokal, hasilnya tidak kecil, sehingga kalau parieisata normal saya akan kembali ke kapsl pesiar. Saya berharap sektor pariwisata segera dibuka,” sebutnya.

Demikian halnya dengan I Made Duwitra, pria asal Banjar Buangga, Desa Getasan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Setelah pandemi mengkoyak pariwisata, pengalamannya bekerja selama 12 di kapal pesiar harus berbalik arah untuk menjadi pengusaha, yakni buka konter HP. “Semua pekerjaan tentu ada tantangan. Terutama ketika kita bersaing dengan competitor yang sudah puluhan tahun dibidangnya. Tapi orang Bali bilang “tergantung jani garis limane” (setiap orang sudah ada rejekinya tersendiri) tinggal sekarang bagaimana saya menjalani. Saya berusaha mengimplementasikan ilmu hospitality yang sudah saya jalani dan plajari ketika kerja di kapal, ke product yang saya jual disini, yang juga tidak jauh beda yaitu “service people”,” ujarnya senang.

Selama 12 tahun di kapal pesiar, ia sudah terbiasa dengan tantangan kerja, sehingga menjadi modal pada pekerjaan yang baru. Kalaupun, pariwisata pulih nantinya, Duwitra tidak akan berlayar lagi. Walau demikian, ia berharap pada pemerintah agar semua keperluan PMI nantinya dipermudah. “Teman-teman yang kerja di kapal pesiar bisa lebih dibantu, agar 20 ribu lebih PMI yang dari Bali bisa kembali bekerja, baik itu vaksin, pengurusan dokumen, dan keimigrasian di airport. Pemerintah mesti lebih memperhatikan UMKM yang ada di Bali, seperti konter hp supaya kedepanya lebih dipermudah bukan malah dipersulit,” tutupnya. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us