Kisah Cinta di Balik Kemegahan Gedong Gandrung, Hotel Tugu Lombok

Kisah Cinta di Balik Kemegahan Gedong Gandrung, Hotel Tugu Lombok

Bagi yang akan menginap di Hotel Tugu Lombok, ada baiknya mengetahui hal menarik dan unik yang ada di hotel itu. Sebut saja Gedong Gandrung, sebuah bangunan megah yang terinspirasi dari karya seni brilian dari arsitek istana terkenal Lombok dan Bali seribu tahun lalu. Gedong Gandrung ini diciptakan oleh pemilik dan desainer Tugu Hotels & amp; Restaurants, Anhar Setjadibrata untuk menghidupkan kembali mahakarya sejarah Indonesia akan romantisme dan misteri yang hampir terlupakan.

Gedong Gandrung diciptakan oleh Hotel Tugu Lombok terinspirasi dari mahakarya arsitek dan pelukis ternama I Gusti Gedong (1850-1894) dan I Gusti Nyoman Lempad (1862-1978). “A Hall of Love Gedong dalam bahasa Indonesia kuno berarti sebagai “aula”. Sementara Gandrung merupakan “cinta romantis yang kuat dan penuh gairah; kegilaan yang tak tertahankan,” kata Hotel Manager, Hanny Faisol, Senin (22/2).

I Gusti Gedong merupakan arsitek pribadi Gde Karang Asem yang merupakan raja terakhir Bali di Lombok. Raja Gde Karang Asem berkuasa hingga tahun 1894 kala dirinya diperdaya oleh pemerintah kolonial Belanda. Ia kemudian ditangkap dan diasingkan ke Batavia karena menolak untuk menyerah pada pemerintahan kolonial. Setelah diasingkan, istana Cakranegara pun dihancurkan, yang diikuti oleh
kematian arsiteknya, I Gusti Gedong.

Karya I Gusti Gedong dapat ditemukan diberbagai istana di Lombok dan Bali. Hal itu, karena ia memang bekerja hanya untuk keluarga kerajaan. I Gusti Gedong kerap mengambil inspirasi dari arsitektur kuno, seribu tahun sebelumnya di Lombok. Oleh karenanya, karyanya kerap terlihat rumit dengan detail dan ciri khas Bali dan juga Lombok yang kental. Tema-tema khas era tersebut sering ia padukan ke dalam
karya-karyanya, seperti legenda kisah cinta Ramayana dan Mahabharata.

Sementara itu, salah satu Gerbang Gedong Gandrung sendiri terinspirasi dari karya pelukis kondang I Gusti Nyoman Lempad. Seniman jenius ini berasal dari Ubud, Bali. Dua lukisan terkenal yang dibuatnya pada tahun 1929 yang berjudul “Seorang kesatria sedang menghajar raksasa”, dan “Anak tiri yang ditolong oleh burung ajaib” kini bisa ditemukan di Museum Nasional Wina, Austria, yang didonasikan oleh Helene Potjewyd.

Keunikan dan keindahan Gedong Gandrung menggambarkan kemegahan istana Lombok ratusan tahun yang lalu. Gedong Gandrung menceritakan kisah cinta Rama dan Sinta. Putri Sinta yang terpisah selama tiga belas tahun dari pangeran kesayangannya, Rama, saat dia diculik oleh Rahwana raksasa. Sebuah lampu gantung raksasa di Gedong Gandrung dibentuk dari burung ajaib dan sakti yang telah membantu menyatukan kembali cinta Rama dan Sinta.

Hanny Faisol menjelaskan, Gedong Gandrung adalah tempat yang menginspirasi cinta sejati; tempat untuk mengucapkan sumpah abadi satu sama lain, di bawah saksi bisu pasangan abadi Rama dan Sinta dari legenda Ramayana. “Ini juga merupakan persembahan seni yang dengan bangga kami persembahkan untuk kehidupan dua seniman jenius Indonesia: I Gusti Gedong dan I Gusti Nyoman Lempad. Menginap disini, wisatawan dapat menemukan inspirasi tentang seni, budaya, dan romantisme Indonesia bersama Hotel Tugu Lombok,” ujarnya berpromosi. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us