Festival Konservasi Lontar serangkaian dengan Bulan Bahasa Bali IV di Kabupaten Badung berhasil mengidentifikasi lontar milik Ida Pedanda Putra Pemaron Sidemen yang beralamat di Gria Gede Sidemen, Banjar Darmayasa, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Ada sekitar 100 cakep lontar yang dikonservasi yang semuanya masih dalam kondisi bagus. “Pemilik lontar sering membacanya, bahkan sering menjadikan referensi kegiatan keagamaan di gria,” kata Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Badung Gede Merta saat dikonfirmasi, Rabu (23/2).

Jadwal konservasi lontar yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali yang berpartner dengan Tim Penyuluh Bahasa Bali di Kabupaten Badung sesungguhnya hari ini Rabu, 23/2), namun kegiatannya dimajukan, yakni pada Senin (21/2). “Itu karena Ida Pedanda Putra Pemaron Sidemen ada kegiatan muput karya, sehingga dicarikan hari yang pengantinya. Setelah Tim ini melakukan konservasi, seluruh lontar masih dalam kondisi baik, sehingga hanya melakukan perawatan saja,” Gede merta.

Memang ada beberapa lontar dalam kondisi agak rusak karena faktor usia. Dari ratusan lontar itu, lebih banyak naskah tentang puja (Mantra Astawa seperti Lontar Puja Tawur, Puja Pitra, Arga Patra). Ada jenis Lontar Wariga terdiri dari Sundari Bang, Sundari Terus, Sundari Gading, Guruning Sasih. Sementara Kekawin seperti Arjuna Wiwaha, Hari Sraya dan lainnya. Sedangkan Parwa ada Adi Parwa, Tutur Kuncara Karna, dan Kalpasastra Indik Pasesayutan.

Gede Merta mengatakan, saat itu Tim Penyuluh membersihkan debu, kemudian membuat aksara menjadi lebih jelas dengan menggunakan sebuah alat khusus. Khusus untuk Festival Konservasi Lontar serangkaian dengan Bulan Bahasa Bali, tim ini melakukan perawatan di rumah warga yang telah melakukan pendataan sebelumnya. Tim Penyuluh Bahasa Bali melakukan penyelamatan lontar-lontar milik masyarakat melalui perawatan atau konservasi, disamping melakukan pendataan. (BTN/bud)