Sebanyak 200 barongsai dari 9 paguyuban barongsai memeriahkan Festival Imlek Bersama 2574 Tahun 2023 di kawasan Jalan Gajah Mada, Sabtu (28/1). Acara yang kemudian dilanjutkan di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung itu juga dimeriahkan dengan parade wushu sebanyak 200 peserta, parade Liong, parade pakaian khas Tionghoa. Sajian yang menarik, ketika penampilan Barong Ket, Barong Landung, rangda dan parade kesenian Etnis Nusantara, seperti Reog Ponorogo itu beraksi.
Festival Imlek Bersama 2574 Tahun 2023 dibuka oleh Wakil Walikota (Wawali Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, serta dihadiri oleh Ketua DPRD, I Gusti Ngurah Gede, Sekda Ida Bagus Alit Wiradana, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), penglingsir Puri, Ketua MDA A.A Ketut Sudiana, Ketua GOW, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana, tokoh warga Tionghoa serta pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar.
Wawali Arya Wibawa menyampaikan Denpasar merupakan Kotaku Rumahku, kota ini rumah bagi masyarakat Denpasar. Kegiatan ini di inisiasi Inti Bali dalam merajut kebhinekaan dan memperkuat persatuan sehingga harapan bersama Denpasar menjadi Kota Toleransi di Indonesia. “Kita lihat dalam kegiatan ini masyarakat Denpasar tumpah ruah hadir turut memeriahkan acara Imlek bersama ini,” ujarnya.
Ketua INTI Bali, Putu Agung Prianta didampingi Ketua Pelaksana Festival Imlek Bersama 2023, Paulus Hery Arianto menjelaskan, tujuan dari kegitan Festival Imlek bersama 2574 Tahun 2023 yakni untuk merajut kebhinekaan memperkuat kerukunan mengangkat Denpasar sebagai Kota Toleransi dan menjadikan Jalan Gajah Mada sebagai kawasan Heritage Denpasar. “Terima kasih semua komunitas yang telah mendukung kegitan ini, dan terima kasih terhadap Pemkot Denpasar dan harapan kegiatan ini dapat berlangsung setiap tahun serta mengangkat Denpasar sebagai Kota Toleransi serta melengkapi festival festival Seni Budaya di Denpasar,” ujarnya.
Melalui budaya dari Denpasar untuk Bali merajut Kebhinekaan. Kegiatan ini diikuti element komunitas yang ada di Bali, seperti Flobamora, Ikawangi, Pusunda, komunitas mobil antik dan banyak sekali kolaborasi dari komunitas yang telah menunjukan kita ini NKRI.
Sebelum Festival resmi dimulai, juga sudah terpasang gapura khas Tionghoa dan 1.200 lampion. Gapura dan lampion ini terpasang di sepanjang Jalan Gajah Mada Denpasar. Disamping itu pihaknya juga menyediakan sebanyak 100 stand Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner dimana 70 persennya adalah stand kuliner khas Tionghoa. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *