Pariwisata Bali terus didorong untuk menjadi sustainable tourism. Karena itu, berbagai kegiatan yang ramah lingkungan terus diupayakan untuk segera mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan. Salah satu langkah yang dilakukan dengan menerapkan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). “Di kawasan wisata Canggu sudah banyak menggunakan PLTS, terutama villa-villa yang ada di kawasan wisata yang sedang berkembang ini,” kata Direktur PT SatuWatt Solar Dewata, Api Perdana di JL. LEGENS Resto & Bar disela-sela peresmian Penyalaan Panel Surya di Tamora Square serta diskusi, Selasa (14/3).
Api Perdana mengatakan, untuk satu villa biasanya memakai memakai PLTS antara 12 ribu watt sampai dengan 40 ribu watt. Villa-villa yang menggunakan PLTS tersebut tersebar, ada di daerah Batubolong, Tibubeneng, Berawa, dan beberapa di Seminyak. Berbeda halnya di Kota Denpasar lebih banyak pengusaha yang menggunkan PLTS tersebut. “Kalau di kawasan wisata Ubud itu, yang menggunakan PLTS itu lebih banyak rumah-rumah penduduk, dan kemungkinan itu home stay-home stay yang memang ingin menjaga lingkungan dengan menggunakan PLTS,” lanjutnya.
Keuntungan bagi pengguna PLTS, yaitu dapat menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan, mengurangi biaya listrik, investasi jangka panjang yang menguntungkan, dan meningkatkan nilai properti. Energi matahari merupakan energi terbarukan dan wilayah Indonesia merupakan negara tropis dengan produksi listrik mandiri dan lokal. “Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa energi matahari sangat berlimpah di Bali. SatuWatt ini adalah penyedia solusi sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bali, yang berkantor di Jalan Sunset Road No. 28, Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung,” paparnya,
Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk mengatasi krisis energi, khususnya minyak bumi, sudah terjadi sejak tahun 1970-an dan hal ini mendapat perhatian yang sangat besar dari para pakar di sejumlah negara. Berbagai teknologi pembuatan sel surya terus diteliti dan dikembangkan dalam rangka upaya penurunan harga produksi sel surya agar mampu bersaing dengan sumber energi lain. “Penggunaan energi konvensional bahan bakar fosil yang semakin menipis dan tidak bisa diperbarui, sehingga perlu memanfaatkan tenaga surya,” senutnya.
SatuWatt yang memiliki visi untuk membangun komunitas pengguna sistem PLTS Atap skala perumahan, komersial, dan industri siap berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Bali melalui penggunaan dan pemanfaatan energi surya yang ramah lingkungan. Dengan tagline “Save Bali Go Solar”, SatuWatt melayani jasa konsultasi, survey lokasi, instalasi, pemantauan, pembiayaan hingga perawatan sistem, juga siap membantu untuk mempermudah pemanfaatan sistem PLTS Atap. “Instalasi PLTS Atap di Tamora Square ini merupakan bentuk komitmen kami dalam mendukung bauran energi terbarukan di Indonesia,” pungkasnya.
Diskusi dipandu oleh Mely Munial, SatuWatt menghadirkan para narasumber antara lain, Diskusi seputar PLTS itu, membahas mengenai tantangan terbesar pada sistem instalasi panel surya yaitu dari segi teknis, finansial, dan regulasi bersama sejumlah narasumber dari ESDM dan PLN. Diskusi ini menghadirkan narasumber Tamora Group Mark Christian D. Ching, Disnaker ESDM Analis Ketenagakerjaan Ida Bagus Bawa Adiputra, ST, Manager Koperasi Amoghasiddhi Ibu Ida Ayu Maharatni, dan Pontus Sönnerstedt itu menekankan mengajak masyarakat untuk memanfaatkan energi surya yang ramah lingkungan. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *