Pulihnya sektor pariwisata menghidupkan denyut nadi ekonomi Bali. Meski bangkitnya secara perlahan, namun hal itu dirasakan dari semua bidang, termasuk oleh para seniman, khususnya yang menggeluti seni rupa patung. Bahkan, trend karya seni rupa patung tampil lebih cantik, karena masih memiliki akar tradisi yang kuat, namun melahirkan sebuah karya seni kebaruan. Pasca pandemi, karya-karya menarik itu mewarnai museum dan gallery. “Kami, dosen Insitut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, bila tidak ada halangan akan menggelar pameran teracota di Museum Puri Lukisan, Ubud,” kata seniman yang juga Wakil Rektor Bidang, Umum, Keuangan dan Kepegawaian ISI Denpasar Dr. I Ketut Muka Pendet, kemarin.
Dalam pameran yang akan digelar pada Juni 2023 itu, para seniman akademis akan menyajikan sekitar 40 karya. Patung-patung itu sedang digarap. Disamping itu merayakan geliat kebangkitan ekonomi, ide pameran teracota itu muncul ketika di kampus membuat terakota setinggi 7 meter. Ide itu datang dari Rektor ISI Denpasar, Prof.Dr. I Wayan Adnyana sebagai bentuk kreativitas pasca pendemi. “Ide dan gagasan tersebut kemudian kami, dosen-dosen terutama dari Progrma Studi Kriya FSRD ISI Denpasar menterjemahkan, sehingga bentuk patung yang dibuat itu tampil beda,” ujar seniman patung ini kalem.
Muka Pendet mengatakan, sejak pandemi melanda dunia, banyak sektor mengalami keterpurukan, tak terkecuali Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak dibidang kerajinan. Setelah pulihnya sektor pariwisata, denyut nadi ekonomi pun perlahan mulai bangkit. Termasuk diantaranya seniman yang menggeluti seni rupa khususnya seni patung di Bali ikut bergeliat. “Trend karya seni rupa patung, patut diapresiasi karena masih memiliki akar tradisi yang kuat untuk melahirkan sebuah karya seni kebaruan. Saya salut dan bangga seni patung tidak pernah mati. Banyak ikon-ikon patung bermunculan di sejumlah tempat setrategis yang mendukung sebuah destinasi atau perwajahan perkotaan di Bali,” tambahnya.
Namun di balik trend itu, Muka Pendet mengingatkan ada catatan yang mesti diperhatikan. Kedepan, kalau bergerak dibidang seni rupa harus mampu tampil beda, baik dari segi konsep dan ide gagasan ataupun visual karya. Bagaimanapun ide itu, mesti tetap berangkat dari akar tradisi sebagai karakter yang kuat. “Kalau membaca peminat (pasar), sekarang ini banyak orang yang ingin patung yang baru, walau dari segi teknik dan bahan itu sama, tetapi ada suatu kebaharuan yang muncul,” kata pria pria kelahiran 31 Desember 1961 di Banjar Nyuh Kuning, Desa Mas Ubud, Gianyar ini.
Menurunya, perkembangan patung-patung untuk dekor saat ini luar biasa, sangat laris baik secara lokal maupun nasional. Sebut misalnya patung di Mas, Ubud Gianyar, ada inovasi pergeseran dari bahan kayu ke batu padas. Dulunya, dari kayu sekarang dari bahan padas yang diolah dari bahan campuran serbuk padas dan semen, dan bisa laku keras. ”Kalau kita bergerak di dunia seni harus mampu seperti itu. Disamping itu kita juga harus mampu membuat terobosan, misalnya penggalian yang ada hubungan dengan alam recycle (daur ulang) itu luar biasa untuk isu lingkungan, disamping kita sadar akan lingkungan. Kalau mampu berinovasi membuat karya cipta recycle itu baik dari kayu dan plastik, yakin banyak peminatnya,” ujarnya serius.
Pasca pandemi ini perkembangan pariwisata di Ubud dan Bali umumnya memberikan angin segar bagi seniman Bali dan pegiat seni, baik seni rupa atau pun seni pertunjukan yang memiliki peluang bagus. Hanya saja bagaimana cara menyikapinya. “Kalau kita ingin berbuat dan meneruskan daya cipta itu kan sudah ada yang berminat dan melirik. Apa lagi dengan adanya ruang Bali Mega Rupa dan Pesta Kesenian Bali (PKB), ini memberikan arah yang cukup signifikan untuk berkaryacipta dalam hubungan dengan berkesenian,” paparnya.
Lalu, menggeliatnya pariwisata Ubud? Itu sangat memotivasi seniman seni rupa di Bali. Karena pecinta seni itu, baik yang mancanagera dan nasional sudah mulai melirik terutama kebutuhan-kebutuhan terkait dengan ruang pajang atau rumah. “Itu sebuah angin segar buat karya lukis patung dan sebagainya. Karena sudah mulai dilirik kembali,” pungkasnya. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *