Pantai Berawa yang terletak di Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung tidak luput pula dari sampah kiriman. Jenisnya juga hampir sama, yakni sampah kayu gelondongan, dahan dan beberapa sampah plastik. Sampah itu mulai muncul awal Januari 2021. “Kami Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) melaksanakan kegiatan kebersihan pantai, berupa beach clean up dan river clean up yang rutin setiap minggu, dalam rangka mewujudkan Sapta Pesona di Desa Tibubeneng,” kata Ketua Pokdarwis Desa Tibubenang, I Gede Meindra Parwatta, SE, MM, Jumat (5/2).
Keiatan bersih-bersih pantai ini, bahkan melibatkan Sekeha Teruna, Karang Taruna Satya Dharma Manggala, investor-investor, pegawai hotel, organisasi sosial, sukarelawan Trash Hero dan Sungai Watch-etc. Soliditas serta antusiasme masyarakat bersama organisasi sosial sangat tinggi, sehingga kegiatan ini juga sebagai bentuk edukasi. “Kami berharap, melalui kegiatan yang melibatkan berbagai elemen ini kesadaran setiap orang bisa tumbuh kembang dan lestari (environment-sustainable). Kalau lingkungan sudah bersih, maka akan mampu menciptakan kehidupan yang sehat,” imbuhnya.
Gede Meindra Parwatta mengaku, sampah kiriman memang rutin datangnya setiap tahun. Apalagi, dimusim hujan, sampah kiriman datang dari barat dan dari hulu sungai karena posisi wilayah Desa berawa berada dihilir. Upaya dan antisipasi yang telah dilakuykan dengan membuat rem-rem sampah yang terpasang disetiap aliran sungai dengan pemantauan yang baik. “Ke depan kolaborasi dan sinergitas, kami tingkatkan terus, sehingga kebersihan di Desa Tibubeneng semakin baik lagi,” ucapnya.
Lalu, bagaiman dengan bantuan truk pengangkut dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung? Hal itu sangat dibutuhkan. “Kami masih mengupayakan dengan melobi ke pemerintah. Saat ini, kami hanya disupport dari Pemkab Badung berupa program padat karya 50 hari. Kegiatan ini murni kami lakukan karewna rasa semangat dan gotong royong, karena misi utamanya adalah mengedukasi agar kesadaran tumbuh kembang dan lestari dimasyarakat, khususnya para pemuda yang akan mengambil tongkat estafet pembangunan,” tegas pria kalem ini serius.
Namun yang terpenting, kegiatan ini juga untuk mewujudkan Sapta Pesona (kebersihan, keindahan, keamanan, ketertiban, kenyamanan, keramahtamahan dan kenangan) sebagai modal untuk menarik kunjungan wiasatawa ke Desa Berawa, khususnya kawasan pantai. “Kalau kawasaan pantai sudah bersih, dan dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, maka harapan kami, wisatawan akan kembali berkunjung ke kawasan pantai berpasir hitam ini,” tutup Gede Meindra Parwatta. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *