Desa Budaya Kertalangu menjadi pilihan masyarakat berwisata di tengah Kota Denpasar. Daya Tarik Wisata (DTW) ini menawarkan alam persawahan yang masih alami, sejuk dan damai. Lokasinya, ada di Desa Kesiman Kertalangu, tepatnya di Jalan Bypass Ngurah Rai No.88, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Sarana dan prasarananya sangat lengjapi, seperti area parkir, toilet umum, Gong Bali Resto dan Warung D’tukad serta kolam renang juga kolam pancing.
Di desa ada sebuah monumen berupa tugu perdamaian dunia. Tugu ini dikelilingi patung tokoh tokoh dunia serta bendera negara-negara independen dunia sebagai simbol persatuan dan juga perdamaian. Di belakangnya, merupakan areal persawahan sebagai salah satu objek wisata dengan daya tarik alam persawahan, sehingga menawarkan suasana sejuk dan damai. Indahnya Gunung Batukaru dan Gunung Agung saat beada di persawahan itu.
Kawasan Desa Budaya Kertalangu ini berdiri sejak 2008. Keberadaan sebagai desa budaya sebagai cara untuk melestarikan lahan pertanian yang berada di Desa Kertalangu. Di kawasan terbuka hijau kota ini dibuat hanya 19 persen dari luas lahan, dan bangunannya tidak boleh permanen. Kawasan persawahan cukup luas yang berada asri di tengah kota. Bisa jadi, potensi alam persawagan ini menjadi kekuatan utama bagi desa, karena tidak semua desa memiliki lahan pertanian yang masih aktif.
Kawasan Desa Budaya Kertalangu ini berdiri sejak 2008. Kawasan desa ini mendapat perhatian dari Menteri Pariwisata Jero Wacik saat itu untuk menjaga lahan sawah aktif, untuk menjadi konsep wisata luar biasa. Sebagai destinasi di tengah kota, Desa Budaya Kertalangu menjadi tempat terbuka hijau yang dijadikan tempat menghilangkan kepenatan. Pada hari Sabtu, Minggu abn hari libur lainnya, kunjungan masyarakat selalu ramai.
Walau demikian, destinasi hijau ini sempat meredup di tahun 2015. Banyak yang merindukan tempat hijau ini kembali bisa menampung warga yang ingin menikmati alam perswahan yang asri. “Kebetulan saya dipercaya menjadi perbekal, maka bangun kembali desa budaya. Beberapa wahana baru dibangun, untuk memberikan pilihan kepada pengunjung. Termasuk mengembangkan wisata edukasi ini,” kata Perbekel Desa Kesiman Kertalangu, I Made Suana, kemarin.
Jogging trek ditata kembali sebagai ruang untuk jalan-jalan di areal persawahan. Warga Kota Denpasar, masyarakat luar termasuk wisatawan melakukan rutinitas jogging trek setiap pagi dan sore hari. Apalagi, pada Sabtu dan Minggu, warga akan bertambah banyak melakukan jalan-jalan di areal persawahan. Jogging trek itu dilengkapi dengan res area. “Dalam penatan kembali, jogging trek kini memberikan ruang bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), termasuk para petani yang bisa menjual hasil pertaniannya,” ucapnya.
Pemerintah Desa Kesiman Kertalangu menciptakan suatu inovasi dalam bentuk pusat edukasi pertanian untuk anak-anak dalam upaya menjaga lahan terbuka hijau desa yang dikenal dengan nama Wisata Edukasi Subak Teba Majalangu. Sasaran dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah para siswa mulai dari jenjang PAUD/TK, SD, dan SMP. Disamping sebagai upaya mempertahankan lahan pertanian tetap asri, wisata ini juga sebagai tempat untuk belajar tentang pertanian. Hal ini juga untuk memberikan ruang kepada anak-anak yang sangat jarang berinteraksi dengan lingkungan, serta sebagai ajang mengenal budaya pertanian.
Sarana dan prasarana yang terdapat di kawasan teba majalangu adalah Patung Semut sebagai Icon Wisata, Kandang Siap, Kandang Kelinci, Kandang Sampi dan Kandang Bebek sebagai tempat pembelajaran hewan. Selain itu juga terdapat kebun organik dan lapangan yang luas sebagai tempat outbond Mengusung konsep edukasi pertanian, Teba Majalangu juga dilengkapi dengan Museum Subak Mini dimana anak-anak dapat melihat dan belajar tentang alat pertanian tempo dulu. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *