Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno akan berkantor di Bali. Pindah kantor dari Jakarat ke Bali ini sebagai langkah untuk dapat memantau perkembangan pariwisata. Langkah Mas Mentri Sandiaga ini mendapat sambutan hangat dari para pelaku pariwisata di Pulau Dewata. Sebab, dengan melihat langsung perkembangan pariwisata Bali, maka Mas Menteri akan dapat mengambil kebijakan yang tepat kapan akan menerima kunjungan wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Ketua Bali Villa Association (BVA) Gede Nik Sukarta sangat mengapresiasi sebesar-besarnya kebijakan Mas Menteri untuk berkantor di Bali. Hal tersebut dilakukan, tentu Mas Menteri sudah mempunyai strategy yang jitu untuk memulihkan pariwisata pasca pandemic ini. Hal itu dibuktikan, Mas Menteri mau berkolaborasi dengan insan pariwisata dan pemerintah khususnya Bali. “Kami berharap, berkantornya Mas Menteri di Bali ini minimal komunikasi akan cepat, sehingga kebijakan akan segera bisa dilaksanakannya,” kata Anggota Kelompok Ahli Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Bali ini.

Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Badung ini menegaskan, hal itu tentu tidak mudah dilakukan karena tentu tantangannya sangat besar. Apalagi penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih diperpanjang dan kasus Covid-19 masih meningkat, tentu menjadi tantangan yang tidak mudah. Namun, dirinya berharap ada policy-policy pusat yang menguntungkan pariwisata Bali, sehingga minimal Pebruari atau Maret 2021 ini tamu domestik bergairah lagi, seperti saat Natal dan Tahun Baru. “Kalau nanti PPKM gelombang ini bagus hasilnya, kasus Covid-19 turun serta banyak yang sudah divaksin, begitu pula negara pen supply wisatawan juga bagus, maka kami berharap Pemerinta Pusat membuka border internasional,” harap General Manager Villa Kayu Raja ini penuh harap

Ketua PHRI Jembrana, Gede Sukadana juga menilai berkantornya Menparekraf Sandiaga di Bali sebagai suatu langkah atau kebijakan yang sangat baik dan tepat. Hal ini diharapkan dapat segera memulihkan pariwisata Bali dan Indonesia umumnya. Adanya setiap hari di Bali, sehingga Menparekraf akan bisa merasakan langsung setiap geliat dan permasalahan yang ada di Pulau Munggil ini, khususnya disektor pariwisata. Dengan demikian, Menparekraf dapat menyampaikan kepada Bapak Presiden apa yang menjadi temuan, sehingga bisa segera menemukan solusi. “Harapan kami, tentu agar geliat pariwisata dan usaha di Bali segera bisa bangkitkan kembali. Kami juga berharap adanya pemerataan pembangunan disektor pariwisata khususnya Bali Barat,” ungkap General Manager Wide Sands Beach Retreat ini kalem.

Demikian pula harapan Sekretaris PHRI Bangli, Ni Nyoman Sari Artini. Rencana Menparekraf ngantor di Bali ini suatu kebijakan yang luar biasa. Sejauh ini, belum ada menteri khususnya Menparekraf yang berkantor di Bali. Dengan adanya setiap waktu di Bali, maka Menparekraf akan lebih mudah mengundang pelaku pariwisata untuk diajak mentimbang wirasa (berkoordinasi) tentang kebijakan yang akan diambil sebagai untuk mewujudkan pariwisata kembali normal. “Adanya Menparekraf di Bali ini, kami yakin semangat kebersamaan pasti double atau berlipat,” ungkapnya.

Owner Madu Sari Restaurant Kintamani ini menambahkan, untuk menghidupkan kembali pariwisata, tentu membutuhkan perjuangan seluruh komponen masyarakat. Itu tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. “Termasuk turut mendukung menurunkan kasus Covid-19 dengan disiplin melaksanakan 3M (Mencuci tangan, Memakai masker dan Menjga jarak). Juga mendukung terus pemerintah dalam melaksanakan vaksinasi, sehingga dengan semua masyarakat Indonesia tervaksinasi maka itu dapat membuat kepercayaan di negera-negara yang menjadi pensuplai wisatawan. “Kalau hal itu sudah siap, kami berharap pemerintah membuka kembali penerbangan Internasional. Tentu saja dengan persyaratan tidak terlalu berat, sehingga kost wisatawan tidak membengkak,” tutupnya. (BTN/bud)