Rupanya ada satu hal lagi yang harus dilakukan dalam melakukan promosi di tengah musim pandemi Covid-19 saat ini. Tata kelola protokol kesehatan yang ketat mulai dari kedatangan wisatawan mancanegara sampai dengan kepulangan mereka ke negara asalnya, Hal ini berkaitan erat dengan timeline rencana dibukanya pariwisata internasional ke Bali yang diancang ancang pada Juni-Juli tahun ini.
”Kita optimis, tidak ada perubahan, terhadap rencana tersebut. Mudah mudahan, semuanya pada taat dengan protokol kesehatan serta concern yang sangat kuat atas masa depan pariwisata Bali,” ucap Ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Agung Partha Adnya belum lama ini di Hotel Puri Santrian, Sanur. Sebenarnya, di industri pariwisata Bali, beberapa saat setelah merebaknya wabah Covid-19 ini, faktor Cleanliness, Healthy, Security and Environmental Sustainability (CHSE) merupakan pokok acuan dalam prosedur standar operasional sebuah korporasi hospitality maupun individunya.
”Ya, prokes yang sangat ketat merupakan unsur sangat penting dalams ebuah promosi di samping tentu saja hal hal lain juga penting menykut destinasi dnsabagianya. Namun dalam konteks pandemi ini, itu menjadi snagat pentingd an calon wisatawan tidak keberatan untuk mengeluarkan uang lebih untuk sampai ke tujuan liburan mereka,” ujar nya yang juga sebagai Ketua Gabungan Indistri pariwisata Indonesia (GIPI) Bali ini. Uang lebih, paling tidak ada tambahan di sisi pos kesehatan serta asuransi. Ini, bagi mereka yang sudah “cinta mati” sama Bali, tentu bukan hal yang memberatkan.
Demand ke Bali, lanjut dia, cukup masih snagat tinggi. Tinggal bagaiman kita mengelola pnademi ini menjadi sebuah kondisi yang tidak menakutkan serta menyeramkan tanpa kehilangan kewaspadaan. Itulah sebabnya, ketika pemerintah menetapkan tiga Zona Hijau yakni Ubud, Nusa Dua serta sanur maka itu menjadi semacam ”lampu hijau” bagai mana kemudian pariwisata Bali bisa bangkit. Soal rencana kedatangan wisatawan mancanegara awal Mei yang akan dibawa Singapore Airlines, Gus Partha menjawab bahwa itu akan dirapatkan, dikoordinasikan dulu dengan phak pihak terkait. Temasuk tata laksana protokol kesehatan mulai kedatangan di Bandara Ngurah Rai, di hotel, di tempat wisata tujuan sampai kepulangan mereka kembali ke tanah airnya. ”Termasuk bagaimana kalau kemudian dalam pemeriksaan, ada yang kedapatan positif. Bagaimana penatalaksanaanya, hotel karantinanya. dan sebagainya Saya akan rapatkan dulu,” ujarnya.
Sebelumnya di Jakarta, Menparekraf Sandiaga Uno berulangkali menekankan soal protokol kesehatan, terutama di tiga zona hijau di Bali serta Bali secara menyeluruh. Serta memperluas sisi test, tracing serta treatment. (BTN/pal)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *