Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E.,M.M menghadiri Uleman “Ngerit” Ngaben Sawa Pranawa Lan Nyekah Kurung di Banjar Adat Kuwum Tegallinggah, Desa Adat Kuwum dan dilanjutkan menghadiri undangan Upacara Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya di Banjar Adat Tengah, Balai Banjar Adat Tengah, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Senin (7/11). Hal ini sebagai komitmen untuk senantiasa berada di tengah-tengah masyarakat dan memberikan dukungan untuk pembangunan baik dari sekala dan niskala.
Bupati Sanjaya selalu mengedepankan komitmen agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan terus mendukung, berkolaborasi dan membangun bersama rakyat, terutama pembangunan yang mengedepankan gotong-royong dan kebersamaan. Sebab, gotong-royong merupakan kunci dalam kesuksesan pembangunan. Di Banjar Adat Kuwum Tegallinggah, Desa Adat Kuwum terdiri dari 53 Sawa Ngaben, 9 peserta Nyekah, 101 peserta Metatah dan 44 ngelungah. Jumlah KK sebanyak 206, karya yang telah dimulai sejak 30 Oktober hingga puncak acaranya di 12 November ini dikerjakan dengan spirit gotong-royong. Masing-masing sawa hanya dikenakan biaya 4,4 Juta per-sawa. Sementara peserta nyekah dikenakan biaya 2,2 juta dan peserta metatah dikenakan biaya yang sangat terjangkau yakni 360 ribu rupiah dan ngelungah masing-masing sebesar 800 ribu rupiah.
Kegiatan ini mendapat atensi dan apresiasi yang sangat baik dari Bupati Sanjaya, terlebih pengabenan bersama ini termasuk dalam pelestarian tradisi, adat agama dan budaya yang sangat linier dengan Visi dan Misi Kabupaten Tabanan, Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang dalam konsepnya ialah menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam, baik melalui manusianya, krama, serta tata laksana budaya serta alam lingkungan yang dijaga kesuciannya secara sekala dan niskala.
Di Banjar Adat Tengah, Balai Banjar Adat Tengah, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, dalam karya yang digelar setiap 10 tahun sekali tersebut, terdiri dari sawa ngaben dan memukur sebanyak 15 diri, dan memukur 3 diri, dan juga diikuti oleh peserta potong gigi sebanyak 23 diri dan upacara 3 bulanan sebanyak 4 diri. Biaya yang dikeluarkan oleh pihak keluargapun masih terhitung sangat terjangkau, yakni 6 juta rupiah untuk sawa ngaben dan memukur dan 3 juta rupiah untuk yang memukur saja.
Tentunya hal ini mendapat perhatian yang baik dari Bupati Sanjaya. Dengan biaya yang sangat terjangkau, karya agung yang mengedepankan kerjasama berkolompok ini dapat berjalan dengan baik dan luar biasa. “Karya yang penting adalah karya yang meupa saksi, artinya karya yang sudah lascarya, murdaning jagat, sudah bagus sekali dan tidak ternilai oleh materi,” paparnya.
Pihaknya juga menegaskan komitmen Pemerintah Tabanan untuk selalu mensupport masyarakat bukan hanya pada upacara-upacara yang kolektif saja, namun semua kegiatan yang kolektif pasti akan selalu didukung, termasuk kegiatan kawin masal. Pada acara ini, nampak hadir Anggota DPR RI, Anggota DPRD Provinsi Bali, Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda Tabanan, Kepala OPD Terkait di Lingkungan Pemkab Tabanan beserta para Kabag, Para Camat dan Forkopimcam serta diikuti oleh Perbekel Desa dan Jero Bendesa Setempat. (BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *