Tahu dibalik kesuksesan “Prime Plaza Hotel and Suites” dalam setiap kegiatan mice yang berlangsung di hotel itu? Salah satunya, adalah peran Chef Ni Komang Sri Utari. Pastry and Bakery Chef ini memang selalu kreatif dalam menyajikan menu khususnya bakery untuk setiap tamunya. Ia pernah handle sekitar 1650 paxs untuk tamu mice, saat itu semua pikiran dan tenaga harus dipersiapkan dengan matang agar event itu bisa sukses dan berjalan lancar. “Seorang chef mesti mendukung suksesnya sebuah event dengan menciptakan berbagai kreasi menu,” katanya, Rabu (27/4).
Kuncinya, seorang chef harus memiliki kepercayaan diri, skill, knowledge, dan etitude yang baik, sehingga mampu menampilkan suatu produk yang bernilai tinggi walau dalam waktu yang benar-benar sangat singkat. “Kami bersyukur, event tersebut akhirnya sukses dengan berjalan lancar. Semua itu, tidak luput dari kerjasama semua team yang memerlukan kontrol dari leader yang cerdas dan smart karena that is challent. Kalau serorang pria mampu, kenapa kami kaum wanita tidak?” ungkap Komang Sri sapaan akrabnya.
Sebagai Chef, wanita asal Bangli ini sangat yakin dan mampu bersaing dengan chef laki-laki. Bisa saja melebihi dari itu, sebab wanita memiliki kelebihan, yakni bekerja yang cendrung menggunakan hati nurani, sehingga menghasilkan suatu karya seni masakan yang betul-betul menginfirasi. “Sajian menu yang mendapat sentuhan wanita, akan menghasilkan sesuatu yang benar-benar bisa dinikmati, seperti ketulusan saat wanita berkarya. Artinya, chef wanita tak usah diragukan lagi. Sekarang ini, chef wanita yang unggul sudah banyak yang muncul,” yakin Asesor Lsp Parindo ini.
Agar tamu itu mempunyai keinginan untuk mencicipi makanan yang disajikan, seorang chef mesti bisa mensiasati mengkreasikan dalam menu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Salah satunya dengan cara mengangkat kazanah budaya nusantara, yang mengkolaborasikan produk local dengan produk luar, sehingga bisa dinikmati oleh tamu mancanegara. “Misalnya, kalau tamu yang kita handle adalah tamu Eropa maka menu yang kita pilih adalah bergaya Eropa atau kita bisa meng kolaborasikannya dengan lokal food, contohnya Pie labu, pisang goreng with i/c, putri mandi dan lainnya, sehingga jenis pastry yang disajikanan akan beraneka ragam sesuai dengan keinginan tamu,” papar pengajar di SMK Bali Dewata ini kalem.
Dalam menyajikan menu itu mesti disesuaikan dengan karakter tamu. Artinya, seorang chef harus jeli mensiasaati menu. Sebut saja tamu Belanda yang biasanya di handle sangat suka dengan pisang goreng, jadi itu yang lebih ditonjolkan dibanding menu yang lain, sehingga tamu itu akan back to back untuk memesannya. “Artinya itu keuntungan buat kita, disamping kita bisa memperkenalkan produk local untuk tamu mancanegara. Sekali lagi, chef itu mesti cerdas, ketika dituntut untuk menghasilkan suatu karya seni, maka seorang Chef harus bisa mengimajinasikan menu yang akan ditampilkannya,” beber intruktur di Diamond International Cruise Line ini.
Wanita yang sudah 27 tahun bergelut dalam dunia pariwisata ini menegaskan, di dunia pastry naluri wanita itu benar-benar digunakan untuk menuangkan daya imajinasi kedalam karya seni karena dalam dessert itu berhubungan sekali dengan dekoration, cara membuat atau making atau produk. Kreasi menjadi hal utama, karena karya seni membuat orang tertarik. Mendesain, menghias itu semuanya perlu naluri, sehingga kecantikan wanita itu bisa kita ekpresikan lewat produk yang kita bikin. “Orang Bali sangat dekat dengan seni, dan itu sangat mendorong sekali produk yang dihasilkan akan indah atau dengan istilah inner beauty. Kalau kita sudah memiliki inner beauty.maka apapun yang kita hasilkan pasti positif,” ujar ibu dari tiga putri ini.
Apalagi, hal tersebut diimbangi dengan kegiatan spiritual, maka aura positifnya bisa diimajinasikan sesuai dengan hati nurani, dan akan tereksplor dengan sendirinya. Hal ini penting, karena dunia pastry itu berkembang terus sebagai bentuk dari kreasi. “Saya sering memperhatikan wanita Bali dalam membuat jaje cacalan. Itu cara membuat karakter bentuk, sehingga itu yang saya tuangkan didunia pastry. Orang yang memiliki imajinasi tinggi pasti bisa menuangkan segala kreasinya dalam produk khususnya dalam dunia Pastry,” lanjutnya.
Menurutnya, pastry itu ilmunya sangat complit sekali, ada ilmu matematikanya, fisika, biologi, kimianya jadi pastry itu ilmu yang benar-benar komplit. Misalnya salah menimbang bahan, hasilnya akan salah karena dalam dunia pastry itu ilmunya pasti, kalau salah dipreparation berarti hasilnya akan salah. Begitu juga saat produck, baking, semua itu harus pas ilmunya. “Modal menjadi chef pastry harus memiliki pengetahuan, wawasan dalam artian rajin bergaul dan berorganisasi, rajin mengikuti kompetisi, rajin belajar dari katolog, banyak searching google terkait kreasi chef dunia, sehingga begitu dituntut manajemen untuk menampilkan sesuatu yang beda maka gampang mengikutnya,” imbuhnya.
Sesukses apapun kita, tetap ada campur tangan Tuhan , orang-orang yang menyayangi kita dan selalu mensupport kita hingga seperti sekarang ini. “Selalulah menjadi pribadi yang sederhana, humble karena diatas langit masih ada langit,” pungkasnya.(BTN/bud)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *