Pandemi Mengubah Model Pariwisata Bali

Pandemi Mengubah Model Pariwisata Bali

Industri pariwisata Bali terseok akibat pandemi Covid-19. Kalau dalam dunia pendidikan, sudah 3 semester melakukan upaya melepaskan diri dari virus corona, belum juga ada tanda-tanda tamatnya. Pemerintah telah melakukan berbagai cara, termasuk menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan beberapa serial, namun industry pariwisata yang menjadi penghasilan utama bagi masyarakat Bali masih saja kolep. Jika hal itu terus berlanjut, lantas sampai kapan dan bagaimana para pengelola usaha wisata bisa ini bertahan?

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Tabanan, I Gusti Bagus Made Damara mengatakan, pengelola sector fasilitas wisata khususnya hotel dan restoran telah melewati masa berat lebih dari 1,5 tahun. Bahkan, tanda-tanda berakhirnya pandemic belum ada yang memberikan sebuah cerminan. Sementara sector pariwisata Bali sangat tergantung pada kunjungan tamu asing. “Kalau pun dalam waktu dekat ada sebuah kebjikan mungkin metodenya travel bobble atau program lain, jumlah yang bisa didatangkan tentu tidak signifikan dengan faslitas paraiwisata yang tersedia. Kalau itu paradigmanya masih seperti kemarin,” ucapnya.

Managing Director Dewi Sinta Hotel & Restoran lalu meyakini pariwisata masa depan setelah terjadinya pandemi bakalan ada sebuah model pariwisata berbeda. Mungkin banyak pihak yang belum memiliki bayangan, seperti kesiapan dan bagaiman mengantisifasinya. “Pembangunan pariwisata sebagain besar mengikuti prose pinjaman di perbankan. Dengan adanya kondisi seperti ini, hampir sebagain besar sector pariwisata tidak bisa mendapatklan hasil, sehingga pinjaman diperbankan sebagain besar juga tidak bisa melunasi,” ujarnya.

Pemerintah sudah membuat kebijakan OJK untuk memberikan restruksturisasi pinjaman pada nasabah-nasabah yang terdampak. Memang pada sisi pembayaran bunga plus pokok sementara ditunda yang hampir memasuki 2 tahun penundaan. Nah, selama ini, tentu akan menjadi pelapon lagi dengan adanya bunya yang ditunta tentu akan menjadi pokok pada tahun berikutnya. Di lain sisi, kalau dulu jaminan itu asset nilai buku pada jaman normal menjadi lumayan signifikan, tetapi ketika menjadi krisis seperti ini tentu nilai asset sudah jauh menurun. “Disnilah dilemanya, utang meningkat secara signifikan, sedangkan disisi lain nilai jaminan menurun secara signifikan. Dalam hal ini, tidak banyak yang bisa membuat presdiksi-presidiksi yang optimis,” ungkapnya.

Maka itu, situasi pada hari-hari kedepan cukup berat. Pemerintah memang sudah membuat program, termasuk mensertifikasi fasilitas dengan CHSE yang diberikan free. Ketika disertifikasi, tentu pegawai sudah harus siap karena itu sumber daya, fasilitas juga tetap prima. “Disanalah permasalahnya. Para pegawai sudah dirumahkan, sedangkan faslitas yang relative lama kuirang terpelihara. Kalau toh dibuka dan disertifikasi, maka perlu diperbaiki sehingga perlu dana dan perlu sumber daya. Sementara sumber daya manusia tak bisa dipakai kerja karena dana tidak ada untuk menggajinya. Saya sendiri tidak tahu persis, seperti apa akan hari-hari esok ini,” ucapnya.

Sementara Ketua Bali Villa Association (BVA), Gede Nik Sukarta memprediksi PPKM akan terus berlanjut, namun levelnya akan diturunkan. Selama September 2021, bisa mencapi Level 1 dan PPKM Oktober sudah zero. Namun, ia berharap tetap ada Surat Edaran (SE) pengawasan ketat terhadap penerapan prorokol kesehatan. “Kalau cost expenses tentu masih ada kalau kita masih buka. Walupun hanya ada beberapa tamu, seperti 2 sampai 10 kamar, itu bisa membantu biaya-biaya listrik dan sedikit tambahan cost,” ucapnya.

Saat ini, lanjut General manager Villa Kayu Raja sekitar 95% property sudah mati suri. Maka itu dibutuhkan sebuah strategi, yaitu dengan menutup 90% area hotel atau villa dan restoran, listrik dipantau extra, merumahkan karyawan sementara sampai Tuhan memberkati ada tamu lagi khususnya wisatawan mancanegara. “Kami sadar, pemerintah juga tidak bisa berbuat banyak karena pemerintah juga manusia biasa. Hanya kita berdoa dan nunas ice ring Hyang Lelangit dan kita support pemerintah karena semua pada susah. Rakyat sudah biasa susah dan kita hanya perlu sabar dan terus berdoa,” ajaknya. (BTN/bud)

Posts Carousel

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

Latest Posts

Top Authors

Most Commented

Featured Videos

Need Help? Chat with us